Peran ICMI dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045

Suaramuslim.net – Seiring dengan melambungnya harapan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045, banyak agenda yang harus kita selesaikan. Salah satu di antaranya adalah pemberdayaan UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi bangsa. Itulah mengapa topik ini akan menjadi pembahasan utama dalam acara Silaturrahmi Kerja Wilayah (SILAKWIL) ICMI Orwil Jatim di Kampus Universitas Brawijaya Malang pada 15 Februari 2025.

Topik yang satu ini, “Penguatan Ekonomi Umat dan Pemberdayaan UMKM melalui Literasi Keuangan Syariah,” bukan hanya sekadar masalah perekonomian, tetapi juga soal masa depan bangsa Indonesia.

Sebagai sebuah negara dengan potensi ekonomi yang besar, Indonesia memiliki lebih dari 60 juta UMKM yang menyumbang lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Sayangnya, meski jumlahnya sangat signifikan, banyak dari UMKM ini yang masih terjerat dalam masalah klasik: kurangnya akses keuangan, manajemen yang tidak optimal, serta ketidaktahuan dalam memanfaatkan teknologi.

Maka, pemberdayaan UMKM bukan hanya soal memperbaiki bisnis kecil-kecil, tetapi juga soal memperkuat struktur ekonomi nasional yang berkelanjutan dan inklusif.

UMKM sebagai penggerak ekonomi

UMKM bukan hanya mesin ekonomi, tetapi juga alat pemersatu bangsa. Masyarakat Indonesia, mayoritasnya terlibat dalam sektor ini. Mulai dari pedagang kaki lima di pasar tradisional, hingga usaha kreatif berbasis teknologi yang mulai berkembang pesat. Dengan segala keragaman itu, UMKM menjadi salah satu pilar terpenting dalam upaya mengurangi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, untuk memastikan keberlanjutan dan daya saingnya, UMKM harus dibekali dengan berbagai keterampilan, terutama dalam mengelola keuangan. Di sini, literasi keuangan syariah memainkan peran yang sangat penting.

Keuangan syariah, dengan prinsip-prinsip keadilan, transparansi, dan berbasis bagi hasil, dapat menjadi solusi atas banyak kendala yang selama ini menghambat UMKM dalam mengakses pembiayaan dan pengelolaan dana mereka.

Tantangan yang dihadapi UMKM

Bicara soal tantangan, UMKM Indonesia masih menghadapi banyak sekali kendala. Akses ke pembiayaan masih menjadi masalah utama. Banyak pelaku UMKM yang belum cukup melek soal produk-produk keuangan, baik itu konvensional maupun syariah. Mereka lebih sering memilih jalan pintas, yakni mengandalkan pinjaman dengan bunga tinggi dari lembaga informal yang justru menjerat mereka dalam utang yang membebani.

Lebih parahnya, hampir 70% UMKM Indonesia belum memiliki sistem manajemen yang memadai. Banyak pelaku UMKM yang menganggap pencatatan keuangan sebagai hal sepele, padahal itulah yang menjadi kunci untuk keberlanjutan usaha mereka. Belum lagi, ketergantungan pada cara-cara lama dalam berbisnis menghambat mereka untuk berkembang di era digital ini.

Di sinilah peran ICMI, sebagai salah satu organisasi intelektual yang memiliki peran strategis dalam pencerahan umat, menjadi sangat krusial. ICMI tak hanya sebagai lembaga pemikir, tetapi juga sebagai agen perubahan yang mampu membumikan ide-ide cemerlang dalam pemberdayaan UMKM.

Peran ICMI dalam pemberdayaan UMKM

ICMI, yang sejak awal dibentuk dengan semangat untuk memajukan umat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi, tentu tidak bisa berpangku tangan melihat potret ekonomi umat yang masih terbelakang. ICMI memiliki potensi luar biasa untuk menjadi penggerak dalam transformasi ekonomi umat, terutama dalam pemberdayaan UMKM.

Salah satu peran yang bisa dimainkan ICMI adalah dengan memfasilitasi pelatihan-pelatihan yang mengajarkan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dan benar, sesuai dengan prinsip syariah.

Selain itu, ICMI juga bisa menjadi jembatan antara pelaku UMKM dan lembaga keuangan syariah yang menyediakan pembiayaan dengan cara yang lebih adil dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Tak hanya itu, ICMI bisa mendorong pengembangan teknologi finansial (fintech) berbasis syariah yang dapat diakses oleh UMKM untuk mempermudah transaksi dan pengelolaan keuangan mereka.

Yang paling penting, ICMI memiliki jaringan yang sangat luas, mulai dari akademisi, pengusaha, hingga lembaga pemerintah. Jaringan ini sangat strategis dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pemberdayaan UMKM.

Dengan pendekatan yang holistik, ICMI bisa membawa pelaku UMKM untuk tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang dan bersaing di pasar yang semakin global.

Literasi keuangan syariah untuk keberlanjutan UMKM

Pentingnya literasi keuangan syariah dalam pemberdayaan UMKM tak bisa dipandang sebelah mata. Seiring dengan semakin berkembangnya sektor keuangan syariah di Indonesia, pelaku UMKM perlu memahami bagaimana sistem keuangan ini bekerja dan bagaimana mereka bisa memanfaatkannya untuk mendukung bisnis mereka.

Literasi keuangan syariah akan membantu UMKM dalam hal perencanaan keuangan yang lebih matang, pengelolaan arus kas yang lebih baik, serta penggunaan produk keuangan yang adil dan menguntungkan.

Tak hanya itu, literasi keuangan syariah juga akan mengajarkan UMKM tentang pentingnya transparansi dalam bisnis, serta penggunaan instrumen investasi sosial yang mendukung keberlanjutan. Dengan demikian, UMKM tidak hanya sekadar mencari keuntungan jangka pendek, tetapi juga berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

Menatap Indonesia Emas 2045

Silaturrahmi Kerja ICMI Orwil Jatim pada 15 Februari 2025 akan menjadi momen yang sangat penting. Ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan ide-ide besar terkait pemberdayaan UMKM sebagai bagian dari strategi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan penguatan ekonomi umat dan pemberdayaan UMKM yang berbasis pada literasi keuangan syariah, kita dapat mewujudkan perekonomian yang lebih adil, merata, dan berkelanjutan.

Ulul Albab
Ketua ICMI Orwil Jawa Timur

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.