BLORA (Suaramuslim.net) – Global Qurban-ACT pada 1440 Hijriah ini mengambil tema “Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia.” Dalam menyediakan kebutuhan kurban ini, Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui Global Qurban, terus mengelola hewan kurban dengan kualitas terbaik yang dijaga sedari bibit.
Dalam proses pembibitan ini, banyak hal yang perlu diperhatikan agar dapat menghasilkan hewan yang baik. Seperti halnya manusia, menurut peternak binaan ACT, Wariyadi, kambing pun ketika beranak bisa mengalami sungsang. Hal ini baginya menjadi salah satu bagian yang cukup sulit dari merawat kambing-kambing pada fase pembibitan (breeding) di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) di Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora.
“Kita harus tahu ketika kambing itu sungsang. Kadang-kadang keluar kakinya dulu daripada kepala. Kalau sudah begitu, kakinya saya masukkan lagi, kemudian akan saya bantu putar lagi dengan tangan agar kepala anaknya bisa keluar dulu. Kalau dibiarkan (sungsang) susah itu, berhari-hari dia tidak bisa keluar,” kata Wariyadi menceritakan pengalamannya.
Namun begitu, Wariyadi tidak menganggap kesulitan itu adalah halangan. Terbukti sejak 2014 hingga kini, kambing-kambing di kandang pembibitan yang ia kelola masih berjalan. Wariyadi sangat memerhatikan setiap perawatan agar kambing-kambing yang dirawat bersama delapan karyawan LTW lainnya di kandang ini memiliki kualitas yang baik.
“Kalau saya bagian mencuci kambing. Kadang tidak sampai seminggu sudah kotor saya mandikan lagi kambingnya. Memandikannya itu bahkan sebanyak ini, dari ujung barat ke ujung timur lagi,” kata Wariyadi seraya menunjuk dari ujung kandang ke ujung kandang lainnya.
Selain itu, kambing-kambing ini diberikan makan sebanyak dua kali sehari dengan campuran rumput hijau sebagai bahan pakan utamanya. Pemberian rumput hijau berpengaruh agar kambing-kambing yang berada di kandang pembibitan ini memiliki banyak air susu sehingga anakan yang tinggal bersama induknya bisa mendapatkan susu yang berkualitas juga.
Proses pembibitan ini biasanya memakan waktu selama empat bulan sampai kambing-kambing ini dapat dikatakan cukup besar dan berpisah dari susuan ibunya. Setelah itu, khusus kambing-kambing jantan yang ada di kandang pembibitan ini akan dipindahkan ke beberapa kandang penggemukan LTW yang tersebar di Kecamatan Sambong.
Salah satu kandang penggemukan yang mendapatkan kambing-kambing bibit dari kandang Wariyadi adalah kandang penggemukan LTW yang dikelola Rasimin. Jaraknya sekitar 500 meter dari kandang pembibitan LTW yang dikelola Wariyadi. Tidak tanggung-tanggung, kandang berukuran cukup luas tersebut hingga kini memelihara sebanyak sekitar 1.040 ekor kambing.
“Setelah Iduladha, biasanya kandang ini akan menerima 90 ekor kambing per minggu dari kandang pembibitan dan itu bertahap. Kadang-kadang bisa seminggu dua kali. Kalau kandang ini katakan punya tempat untuk 1.040 kambing, tinggal dihitung berapa bulan penuhnya,” kata Rasimin.
Perawatan di kandang penggemukan tidak jauh berbeda dengan kandang pembibitan. Aktivitas keseharian yang dilalui Wariyadi dan Rasimin dapat dikatakan sama, mulai dari pemberian pakan dan memandikan ternak. Hanya saja, untuk pakan pembibitan dan pakan penggemukan terdapat sedikit perbedaan karena kebutuhan yang berbeda.
“Kalau di kandang penggemukan kambing diberikan rumput odot, bukan rumput hijau biasa. Rumputnya akan kita potong dan campur dengan katul, kangkung kering, kulit kedelai, kulit kacang dan kita campur minuman fermentasi agar baunya segar. Kita masukkan dalam drum sekitar 3 sampai 4 hari, lalu baru dapat diberikan kepada ternak,” jelas Rasimin.
Dari perawatan tersebut, berat badan ternak pun bertambah tiap bulannya. Kambing-kambing yang awalnya memiliki berat 12 sampai 15 kilogram dari kandang pembibitan, akan bertambah beratnya mencapai rata-rata 35 kilogram pada 7 sampai 8 bulan kemudian, atau tepat Iduladha tahun depannya. Ternak-ternak berkualitas dari Global Wakaf ini juga yang nantinya akan menjadi suplai daging terbaik bagi kebutuhan Global Qurban pada Iduladha tahun ini.
Sumber: ACT
Editor: Muhammad Nashir