Suaramuslim.net – Dekade 1980-an hingga awal 1990 adalah eranya media radio dan musik sebagai penyuburnya. Acara pemutaran lagu dan permintaan tembang favorit menjadi program siaran terpopuler. Tak hanya itu, sejumlah radio sering mengadakan acara kumpul pendengar di studio sambil kirim salam dalam program request lagu.
Tak heran jika studio sering ramai jadi tempat nongkrong para pendengar. Biasanya pendengar segmen muda dan acara kumpul ini pas malam Ahad. Ada memang beberapa stasiun radio tidak mengundang pendengar ke studio namun memberi ruangan khusus jika ada pendengar yang ingin sekadar mampir atau mau nongkrong sekalian.
Namun kini, sudah mulai jarang stasiun radio kedatangan banyak pendengar seperti dulu. Mungkin karena berbeda era atau memang adanya teknologi digital seperti sekarang ini membuat orang cukup chatting atau sekadar tulis komentar via media sosial. Sehingga tak perlu main ke studio.
Inspektur rajin ke studio
Tapi itu tidak berlaku bagi Ajun Inspektur Polisi Satu (AIPTU) Marsudi. Pak polisi yang bertugas di Mapolsek Taman, Sidoarjo ini sering mampir ke Radio Suara Muslim Surabaya 93,8 FM.
Anggota Polri yang berposisi sebagai Bhayangkara Pembina kamtibmas (Bhabinkamtibmas) ini tak jarang berkunjung ke studio yang berlokasi Jalan Dinoyo 57 Surabaya. Padahal, wilayah tugasnya tidak di sekitar Dinoyo. Wilayah tugasnya di Kecamatan Taman, Sidoarjo. Namun, acapkali bapak dua anak ini meluangkan waktu singgah di studio Suara Muslim.
Banyak kru radio menemuinya jika ia bertamu. “Pak Marsudi sering bawa oleh-oleh kalau mampir ke sini. Yang sering, beliau itu membawa banyak nasi bungkus masakan Minang. Kadang sampai 20 bungkus. Dia bilang titip buat kru ya,” tutur Arita Murti Hari, bagian keuangan Radio Suara Muslim yang sekarang aktif di Griya Al-Qur’an.
Dia juga pernah membawa beberapa bibit pohon untuk program penghijauan di kompleks studio Suara Muslim.
“Beliau bilang itu hasil urunan rekan-rekannya sesama anggota polisi. Katanya, biar suasana di studio lebih adem kalau ada pepohonan,” masih kata Arita.
Tak hanya itu, anggota Polri Pembina Masyarakat (BINMAS) ini sangat aktif menelepon di banyak acara diskusi radio. Bahkan dia juga ikut banyak program donasi yang dikampanyekan di Suara Muslim. Ada donasi pembangunan kelas Griya Al-Qur’an, ada bantuan bencana alam, ataupun donasi media dakwah.
“Ya ini kan investasi negeri akhirat Mas, tidak akan hilang sia-sia dan itu yang justru menjadi catatan amal baik perbuatan manusia nantinya, bukan yang ada kelihatan di mata saja. Semoga Allah limpahi kita rezeki yang berkah dan bisa banyak bersedekah seperti ini,” kata polisi yang pernah menerima penghargaan sebagai Polisi Teladan dari Polda Jawa Timur ini.
Motivasi kebaikan sang polisi
Apa motivasi dia? Anggota polisi yang tinggal di Desa Bungurasih, Waru, Sidoarjo ini menjawab, “Program acaranya hampir semuanya 99 persen membawa manfaat dan jika dihubungkan adalah bahwa itu perintah agama agar tahu dengan ilmu karena kita hidup ini agar lebih mudah,” begitu tulisnya ketika ditanya melalui pesan Whatsapp.
Pak Marsudi memang sangat getol memberi pembinaan moral dan agama di masyarakat wilayah tugasnya. Selain memang tugasnya sebagai pembina kamtibmas, pria kelahiran 1963 ini sejatinya adalah mubalig. Atau istilah lainnya dai kamtibmas.
Dia sering diminta menjadi khatib Jumat maupun penceramah pengajian. Dia sering didapuk mengisi khutbah Jumat dan pengajian di masjid lingkungan TNI AD, AL, AU, dan juga di banyak organisasi sipil dan ormas di luar wilayah Polsek Taman. Seperti di kawasan Sidoarjo dan banyak tempat di Surabaya.
“Yang penting semua jadwal diatur secara rapi dan selalu dimintakan izin dari komandan sebelumnya. Saya juga wajib melaporkan hasilnya ke pimpinan. Semua dilaksanakan sesuai prosedur kedinasan. Supaya tugas sebagai aparatur negara dan sebagai dai ini bisa sinergi. Muslim itu bisa menjadi baik dalam kapasitas sebagai mukmin dan sebagai warga negara,” beber anggota Polri yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai dai kamtibmas dan sebagai polisi teladan dari Kapolresta Sidoarjo ini.
Dia sering memberi nasihat para tahanan Polsek ataupun pemabuk di pasar. Tentu dengan kapasitas sebagai polisi, nasihatnya akan lebih kuat. Bahkan dia pernah menasihati ibu-ibu muslimah pengendara motor ketika mengadakan operasi Zebra bersama Unit Lantas Polsek Taman.
“Saya lihat ibu itu mengenakan jilbab tidak rapi dan pakaian ketat. Dia sudah takut gemetaran karena gak punya SIM. Saya hanya bilang, lain kali pakai jilbab yang betul Bu. Jangan baju ketat begitu. Dia sangka saya akan memberi surat tilang. Padahal saya hanya mengingatkannya,” tuturnya saat menceritakan kisah ini beberapa tahun lalu.
Suara Muslim Surabaya di hati polisi
Dia juga sering mengajak orang lain untuk menyimak Suara Muslim.
“Saya sering bagikan info Suara Muslim di grup Whatsapp. Kita harus banyak mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Jangan habiskan waktu hanya untuk harta, harta, dan harta,” begitu ucapnya.
Tak lupa ia menyampaikan salam hangat dan motivasi kepada semua pimpinan dan kru Suara Muslim.
“Di sana yang saya kenal ya hampir semuanya. Mulai masuk satpam yang merangkap tukang parkir, teknisi, produser, manager, CEO, pemegang program, para penyiar yang suaranya enak itu. Yang saya ingat namanya ya lrwitono Suwito, Abdul Kohar, Nashir, Mas Denny, Dani, Raga Satria, Mas Dodik, Fetty Aisyah, Siti Aisyah, Fedelita Putri. Yang lainnya saya sering lupa namanya. Semua saya anggap keluarga sendiri,” jelasnya sambil tersenyum.
Perhatiannya yang besar pada syiar dakwah Radio Suara Muslim perlu jadi panutan kita semua. Dia berharap bisa banyak berpartisipasi untuk Suara Muslim.
“Ingin rasanya bisa ikut donasi bersama Suara Muslim misalnya donasi sampai miliaran Mas. Ya semoga Allah beri kemampuan,” tuturnya.
Dia juga meminta doa agar diberi kesehatan dan keberkahan bagi dia dan keluarganya.
“Semoga kita diberi kekuatan, kesabaran, keselamatan, keberkahan dan tentunya yang terpenting adalah rahmat-Nya,” pungkasnya.
Mari kita teladani Pak Polisi yang baik hati dan religius ini. Salurkan donasi terbaik Anda untuk keberlanjutan syiar dakwah ini, agar media ini bisa terus hadir memberi kebaikan seperti halnya Pak Marsudi.
Kepedulian Anda bisa disalurkan melalui rekening Bank Syariah Indonesia 71 99 19 19 71 atas nama Peduli Media Dakwah. Kode bank 451. Konfirmasikan ke nomor 0811 3330 938.