Suaramuslim.net –Qatar disebut telah menarik dukungannya terhadap Tiongkok untuk menahan jutaan Muslim Uighur. Negara Teluk kecil itu awalnya adalah salah satu di antara 37 negara -termasuk Arab Saudi, Pakistan, dan Mesir- yang menulis surat kepada PBB untuk membela penangkapan Muslim Uighur sebagai “tindakan anti-terorisme dan deradikalisasi” yang sah.
“Dengan mempertimbangkan fokus kami pada kompromi dan mediasi, kami percaya mengesahkan bersama surat tersebut akan membahayakan prioritas utama kebijakan luar negeri kami,” kata Duta Besar Qatar untuk PBB Ali Al-Mansouri kepada Presiden Dewan HAM PBB Coly Seck, 18/7/19.
Sebelumnya, pada 8 Juli 2019 sebanyak 22 negara menandatangani surat kritik global kepada Tiongkok menyoal perlakuannya terhadap Uighur. Negara-negara tersebut antara lain; Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Jepang, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss dan Inggris.
Aksi tersebut direspon oleh Qatar dan 36 negara lainnya pada 12 Juli 2019, mereka menandatangani surat dukungan kepada Tiongkok tentang Uighur. Mereka adalah Aljazair, Angola, Bahrain, Belarus, Bolivia, Burkina Faso, Burundi, Kamboja, Kamerun, Komoro, Kongo, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Mesir, Eritrea, Gabon, Kuwait, Laos, Myanmar, Nigeria, Korea Utara, Oman, Pakistan , Filipina, Rusia, Arab Saudi, Somalia, Sudan Selatan, Sudan, Suriah, Tajikistan, Togo, Turkmenistan, Uni Emirat Arab, Venezuela, Zimbabwe.
Seperti diketahui, Qatar yang merupakan pengekspor gas alam cair terbesar di dunia adalah mitra strategis Tiongkok dalam hal perdagangan. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar ketiga Qatar pada 2018 dengan total perdagangan sekitar $13 miliar. Presiden Xi Jinping menyebut Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani sebagai teman lama dan teman baik ketika mengunjungi Beijing Januari lalu.