LAMONGAN (Suaramuslim.net) – Yayasan Sosial Pendidikan (YSP) Kyai Tasir Mayong mulai membangun Pesantren Tahfidz Mayong Dusun Mayong Sidomlangean Kedungpring Lamongan Jawa Timur.
Hal ini sebagai upaya untuk mengubah lahan yang dulu digunakan untuk kemusyrikan jadi pusat kebaikan dan keberkahan.
Ketua pembina YSP Kyai Tasir Mayong, Mbah Guru H. Kafi berkisah bahwa lokasi rencana pembangunan Pesantren Tahfidz Mayong ini merupakan tempat untuk kegiatan keburukan sebelum G30S PKI.
“Lokasi ini digunakan untuk kemusyrikan dan kemaksiatan. Para perempuan menari bersama para lelaki disertai minuman keras. Setelah itu ada persembahan pada yang dianggab gaib,” ujarnya pada Ahad (13/6/21).
Kemaksiatan di lokasi ini sudah menjadi tradisi generasi sebelum tahun 1965, imbuhnya, setelah tahun itu ada perubahan karena perjuangan pemuda Anshor.
“Yang mendirikan Anshor di desa ini adalah Mbah Guru H. Ridlwan. Mbah Wan itu yang di depan menghadapi PKI saat itu,” ceritanya.
Mbah Guru H Kafi mengucapkan syukur alhamdulillah karena dapat wakaf dari Mbah Modin Mayong di lahan ini.
Ahad 3 Dzulqadah 1442 H atau 13 Juni 2021 dimulai pembangunan Pesantren Tahfidz Mayong. Ini upaya nyata mengubah lahan yang dulu untuk kemusyrikan jadi pesantren.
Mbah Guru H. Ridlwan yang juga datang saat prosesi peletakkan batu pertama pembangunan pesantren Tahfidz Mayong membenarkan kisah Mbah Guru H. Kafi tersebut.
Mbah Guru H. Ridlwan menambahkan proses menjadikan punden (tempat keramat) desa jadi pesantren merupakan kerja keras para pemuda desa Mayong Mlangean Kedungpring Lamongan.
“Tentu generasi tua juga memberi dukungan baik material bahan bangunan maupun semangat. Kita dulu melawan kemusyrikan dan kemaksiatan yang dipelopori kader PKI, maka saat ini kita membuat kader generasi penghafal Al-Qur’an,” bebernya.
KH. Mas’ud yang memiliki kemampuan spiritual tinggi juga hadir di kegiatan tersebut. Ia menjelaskan bahwa semua lokasi yang telah dibacakan Al-Qur’an, istighosah dan Rotibul Hadad akan menjadi lahan subur dalam pengkaderan generasi Qur’ani.
Ketua Komite Dakwah Khusus MUI Jatim, KH. Imam Mawardi Ridlwan yang turut hadir memberi apresiasi kerja keras pemuda Mayong Mlangean Kedungpring Lamongan yang berupaya gigih dan guyub membuat pesantren Tahfidz Mayong.
“Langkah strategis dalam menghasilkan kader unggul tentu harus didukung oleh semua pihak. Kerja keras para pemuda Mayong menyelesaikan pesantren Tahfidz Mayong merupakan contoh nyata peran pemuda dalam membangun negeri,” pujinya.
KH. Luthfi Syihab alumni Abuya Sayyid Muhammad Mekkah yang memimpin membaca Rotibul Hadad berharap para pemuda istiqamah dalam berkhidmat melalui pesantren karena itu merupakan jalan menuju keberkahan.
Terlihat sejumlah kiai dan masyayikh hadir di momentum mengubah punden jadi pesantren, yaitu KH Wahid Guyangan, KH. Hamid Rifqy, Kiai Mahmud Ihrom, KH. Yahya. Kiai Ahyad, KH. Fathurrahman, KH. Mahrus, KH. Salam Al Farisi, Gus Gufron Jombang, KH. Joepri, Kiai Misbah, Kiai Muhyidin dan Kiai Muhsin.
Mbah Modin Mayong, H. Kartono selaku pewakaf lahan merasa bersyukur lahannya digunakan untuk para penghafal Al-Qur’an.
“Semoga masyarakat sekitar pesantren Tahfidz Mayong mendapatkan keberkahan pesantren. Semoga saat mendatang wajah tanah punden menjadi kampung Qur’an,” pungkasnya.