SURABAYA (Suaramuslim.net) – Laznas LMI adakan talkshow mengenai isu kerusakan lingkungan sebagai upaya untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar.
Acara dilaksanakan di Taman Prestasi dengan memanfaatkan ruang terbuka hijau di Kota Surabaya, Senin (17/04/23).
Diskusi itu mengajak DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kota Surabaya dan Komunitas Tunas Hijau untuk menyampaikan problematika keberadaan limbah sampah yang terus meningkat selama Ramadan.
“Dengan melihat jumlah sampah di Kota Surabaya yang mencapai 500 ton per hari menjadi kekhawatiran kita semua karena kondisi seperti itu dapat merusak lingkungan secara perlahan. LMI ingin mengajak seluruh masyarakat dari berbagai kalangan agar lebih peduli terhadap lingungan dengan mengubah kebiasaan sehari-hari yang tidak terlepas dari penggunaan plastik,” ungkap Muhammad Irfan Nurdiansyah selaku Supervisor Pencegahan dan Penanggulangan Bencana di LMI.
Dengan mengangkat tema “Ramadan Asyik Kurangi Sampah Plastik”, diskusi ini membahas mengenai penggunaan plastik yang menjadi pemicu peningkatan jumlah sampah. Keadaan itu bukan menjadi permasalahan baru melainkan permasalahan lama yang belum kunjung terselesaikan sampai saat ini. Bahkan total sampah per hari di Kota Surabaya mencapai 1.500 ton atau sekitar 300 truk pengangkut sampah. Kemudian jumlah ini semakin bertambah sekitar 100-200 ton ketika bulan Ramadan.
Sampah di kota lebih banyak didominasi plastik karena masih banyak masyarakat yang memakai plastik sekali pakai tanpa diguna ulang. Namun, apabila barang yang terbuat dari plastik seperti kresek atau tas belanja berbahan plastik yang masih layak pakai tidak dibuang begitu saja tentu tidak menambah limbah sampah di lingkungan.
“Yang menjadi permasalahan peningkatan jumlah sampah bukan persolan plastik saja. Styrofoam yang sudah terpakai juga dapat menghasilkan sampah sehingga bukan tidak boleh memakai plastik tetapi, yang tidak boleh adalah satu kresek dipakai kemudian langsung dibuang,” tutur Mohammad Zamroni selaku Presiden Komunitas Tunas Hijau.
Dyan Prasetyaningtyas, ST selaku Subkoordinator Penyuluhan Lingkungan Hidup dan Pemberdayaan Masyarakat dari DLH Surabaya menyampaikan upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi sampah semaksimal mungkin.
“Upaya-upaya tersebut dapat diawali melalui 7 kegiatan nol sampah yaitu mengurangi penggunaan barang sekali pakai, belanja sesuai kebutuhan, masak secukupnya tanpa menyisakan makanan, memilah sampah sebelum dibuang, membawa tas belanja guna ulang, membawa tumbler, dan membawa kotak makan pribadi,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menambahkan bahwa slogan buanglah sampah pada tempatnya yang berada di mana-mana merupakan slogan lama. Bukan lagi menjadi imbauan yang bisa mengurangi sampah melainkan perlu adanya slogan baru yang bertuliskan kurangi sampah.
“Kita semua harus bisa mengurangi sampah dengan membiasakan nol sampah. Jangan sampai menggunakan barang sekali pakai, justru harus digunakan ulang atau dilakukan daur ulang. Usahakan sampah yang masuk ke tong sampah adalah sampah yang sudah tidak bisa dipakai lagi,” tambahnya.
Untuk merealisasikan mengurangi sampah, DLH membagikan tumbler gratis kepada peserta yang hadir supaya mereka beralih dari pemakaian plastik sekali pakai untuk minum.
Selain itu, LMI juga mengajak para peserta melukis totebag saat menjelang buka puasa. Harapannya mereka bisa menggunakan tumbler dan totebag yang diberikan untuk keperluan sehari-hari.