Penulis: Asyari Usman
Suaramuslim.net – Hotel Borobudur, penuh. Hotel Sari Pacific, penuh. Hotel Arya Duta, semua kamar habis. Jaringan hotel Four Seasons, fully booked. Dan banyak hotel lain yang terpaksa menolak permintaan booking dari orang-orang yang ingin menghadiri Reuni 212, Ahad (2/12/2018).
Luar biasa! Kawan-kawan wartawan di Jakarta sengaja menelepon semua hotel. Ada sejumlah hotel yang kehabisan kamar sejak H-7. Pertanyaannya, apakah mereka yang mencari kamar itu adalah orang yang ingin ikut 212? Saya yakin 99%.
Sebab, pada setiap akhir pekan selama ini, hotel-hotel di Jakarta selalu rendah tingkat huniannya. Tidak pernah fully booked seperti akhir pekan sekarang ini. Yang biasanya tinggi tingkat okupansinya di ujung pekan adalah hotel-hotel di Bandung, Bali, Yogyakarta, dan resort-resort tepi pantai di Selat Sunda.
Jadi, tidak ada keraguan lagi bahwa kamar hotel yang habis di Jakarta sejak kemarin, seratus persen terkait dengan Reuni 212. Saya mampir di hotel Sari Pacific di Jalan Thamrin. Di lobi hotel, saya bertemu dengan puluhan orang peserta reuni. Sekali lagi, tiada keraguan lagi soal ini.
Beginilah semangat rakyat. Tidak hanya kaum muslimin. Saya katakan begitu karena banyak saudara kita yang bukan muslim juga berdatangan ke Jakarta. Mereka, muslim dan bukan muslim, tidak hanya datang dari daerah-daerah di Indonesia. Melainkan datang dari luar negeri juga. Ada yang terbang dari Sydney dan Melbourne (Australia), dari Kanada, Italia, dll.
Kawan-kawan wartawan memperkirkan jumlah massa reuni kali ini jauh lebih besar dari tahun 2017.
Seperti tahun lalu, kali ini pun banyak orang berduit yang berinfak untuk meringankan para peserta reuni. Misalnya, boleh dikatakan semua restoran yang ada di sekitar kawasan Monas sudah “dibeli” oleh para dermawan. Para pemilik restoran diminta agar menyediakan makanan gratis untuk para peserta.
Untuk makan dan minum peserta, reuni kali ini pun menyediakan belasan posko. Di sekeliling Monas. Rasa-rasanya semua orang ingin memudahkan masyarakat yang datang. Terutama yang datang dari jauh.
Singkatnya, suasana Reuni 212 kali ini tetap diwarnai oleh militansi dan ketulusan. Militansi dan ketulusan warga yang datang dari segala penjuru, disambut oleh militansi dan ketulusan para dermawan.
Militansi dan ketulusan untuk berkorban demi penyelamatan dan perbaikan Indonesia. Demi masa depan anak-cucu NKRI.
*Penulis adalah wartawan senior
**Opini yang terkandung dalam artikel ini adalah milik penulis sendiri, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial suaramuslim.net.