Suaramuslim.net – Islam sebagai agama rahmat bagi seantero alam (QS. Al-Anbiya [21]: 107) mengharuskan kepada pemeluknya untuk menyayangi dan berlaku baik pada binatang. Karena itulah, baginda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:
إِنَّ اللهَ كَتَبَ اْلإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ، فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذِّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيْحَتَهُ
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan perbuatan baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh maka berlakulah baik dalam hal tersebut. Jika kalian menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, hendaklah kalian mengasah pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.” (HR. Muslim)
Dari sosok Buya Hamka, pembaca bisa belajar bagaimana kasih sayang dan kebaikan beliau terhadap hewan. Satu diantaranya adalah pada kucing.
Diceritakan bahwa beliau memiliki kucing kesayangan yang biasa dipanggil: Si Kuning. Dalam buku yang berjudul: “Ayah; Kisah Buya Hamka” yang ditulis anak kelima Buya Hamka (Irfan) halaman 215-227, diceritakan bahwa Hamka memelihara anak kucing berwarna kuning hingga dewasa. Si Kuning begitu disayanginya. Si Kuning dirawat sejak kecil, diberi makan layak, diberi minum susu dan lain sebagainya.
Uniknya, si Kuning yang dirawat dengan baik seakan anak sendiri, seolah tahu budi. Ibarat kacang tak lupa pada kulitnya. Salah satu kebiasaan uniknya adalah selalu mengikuti Buya Hamka pergi ke masjid. Si Kuning selalu berada di depan Buya ketika berangkat ke Masjid Al-Azhar. Sesampainya di masjid biasanya si Kuning berhenti menunggu sampai keluar kembali.
Usia kucing itu ditaksir Irfan mencapai 25 tahun.
Sepeninggal Hamka, Si Kuning tidak diketahui rimbanya. Cuma pada suatu saat kembali dengan kondisi kurus, kemudian diberi makan layak. Ketika mendengar adzan, ia langsung bergerak ke arah menuju masjid, kemudian setelah itu tak tahu kemana. Saat di dalam masjid bakda shalat Jum’at, ada murid Buya yang membisiki Irfan, bahwa ia telah melihat si Kuning berziarah di makam Buya Hamka.
Masya Allah, hewan pun begitu tahu budi, sayang dan kangen kepada sosok yang menyayanginya. Kepergian Buya seolah membuatnya sedih dan membuatnya menyusul kewafatannya.
Berkaitan dengan kasih sayang Hamka kepada kucing ini, pembaca diingatkan pada kisah sahabat Rasullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang bernama Abdurrahman bin Sakhrin. Beliau lebih dikenal dengan gelarnya, yaitu: Abu Hurairah (Bapaknya Kucing).
Menurut cerita yang populer, dia digelari demikian karena ada kucing kecil yang selalu ikut kemana pun dia pergi. Beliau begitu sayang padanya, memberi makan dan minum. Bisa jadi bukan hanya satu kucing yang dipelihara.
Itu adalah satu contoh dari sahabat yang memberi teladan yang baik kepada generasi masa sekarang agar sayang binatang. Selain itu, dari Hamka juga, selain kasih sayang pada binatang, pembaca hendaknya menjauhkan dari penyiksaan terhadap binatang. Dalam agama Islam, hewan yang disiksa berdampak serius hingga ke akhirat. Sabda nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:
عُذِّبَتْ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ لَا هِيَ أَطْعَمَتْهَا وَلَا سَقَتْهَا إِذْ حَبَسَتْهَا وَلَا هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ الْأَرْضِ
“Ada seorang wanita yang di’adzab karena seekor kucing yang ia belenggu sampai ia mati, lalu tempat (wanita)itu dipenuhi dengan api. Ketika dalam belenggu itu, kucing itu tak diberinya makan dan minum, ia juga tak membiarkan kucing itu makan dari serangga bumi” (HR. Bukhari, Muslim)
Pada hadits tersebut disebutkan bahwa ada seorang wanita yang masuk neraka karena menyiksa kucing. Sebaliknya, di riwayat lain, ada pelacur yang bisa masuk surga karena memberi minum anjing yang kehausan.
Semua berlandaskan rasa kasing sayang. Percikan kasih dari sang rahman dan rahim yang seharusnya diteladani oleh setiap hamba-Nya.
Ketaatan unik si Kuning kepada Hamka adalah buah dari kasih sayang dan kebaikan yang tulus terhadap hewan. Kasih sayang yang bukan sekadar disampaikan melalui ceramah-ceramah agama. Namun dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari dengan merawat, menjamin kebutuhan dan melindunginya. Kasih sayang ala Hamka pada hewan saja efeknya begitu luar biasa, lalu bagaimana kalau itu diberikan kepada seluruh makhluk Allah? Selamat mencoba.
Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono