Suaramuslim.net – Mungkin memang terkesan aneh tapi nyata. Bahwa siapa saja yang ingin cepat kaya maka jalan pintasnya adalah dengan banyak bersedekah. Mengapa demikian?
Padahal secara kasat mata bersedekah berarti mengeluarkan kekayaan yang kita miliki hasil dari kerja keras kita. Bagaimana mungkin sesuatu yang kita keluarkan menjadikan jalan kekayaan kita? Di sinilah letak keunikannya.
Apabila kita cermati, betapa banyak orang yang bersedekah penuh kedermawanan, mereka menjadi semakin bertambah rezekinya, bertambah kekayaannya, bertambah pundi-pundi hartanya. Mengapa bisa demikian?
Hal ini tidak lain dan tidak bukan karena ada “faktor x” yang turut berperan dalam pengelolaan rezeki. Semua ini bermula dari konsepsi pemahaman yang bersumber dalam pikiran dan keyakinan. Patutlah diingat bahwa segala realitas yang terjadi bermula dari pikiran dan keyakinan seseorang. Manakala seseorang yakin akan keberhasilan maka hal itu akan mendorong sebuah realitas untuk terwujud karena semua bermula dari pikiran. You are what you think, kamu akan menjadi seperti apa yang kamu pikirkan. Semua bermula dalam pikiran kita untuk mewujudkan sesuatu.
Konsep rezeki adalah pemberian, al atho’. Artinya rezeki sebenarnya adalah pemberian dari Allah yang memiliki dan berkuasa atas rezeki atau Dia yang berkuasa untuk membagikannya kepada siapa pun yang Dia kehendaki.
Karena rezeki adalah pemberian, maka perolehan rezeki sangat ditentukan oleh kedekatan dengan Sang Pemberi rezeki. Artinya siapa yang dekat dengan Sang Pemberi rezeki maka dia akan berpeluang besar mendapatkan kemurahan rezeki.
Kemudian cara mendekat kepada Sang Pemberi rezeki adalah dengan bersedekah, infak, zakat dan atau berkurban.
Demikianlah yang dilakukan Nabi Ibrahim yang sangat luar biasa dalam melakukan upaya pendekatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Untuk meyakinkan pentingnya berbagi (bersedekah, infak, zakat, kurban), maka Allah menegaskan bahwa setiap sedekah yang dikeluarkan dengan niat untuk mendekat (taqarrub) akan bertumbuh kembang menjadi berlipat-lipat. Sebagaimana Firman-Nya:
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (Al-Baqarah: 261).
Sehingga seseorang yang berinfak atau bersedekah di jalan Allah maka sejatinya dia sedang menggandakan hartanya melalui transaksi bisnis dengan Allah.
Hitungannya sebenarnya sangat sederhana yaitu satu sedekah akan bertumbuh menjadi tujuh tangkai yang setiap tangkainya ada 100 biji dengan kata lain 1 sedekah menjadi 700 poin pahala. Lalu adakah transaksi bisnis yang bisa seperti dengan memberikan keuntungan hingga 700%?
Bahkan Rasulullah menegaskan bahwa berinfak di jalan allah tidaklah merugi namun akan terus bertumbuh dan berkembang. Sebagaimana disebutkan dalam sabdanya:
ما نقص مال من صدقة بل يزداد بل يزداد
“Tidak akan berkurang harta yang disedekahkan, bahkan bertambah, bahkan bertambah.”
Sehingga menjadi sangat wajar apabila seorang yang sudah bersedekah maka Allah akan membukakan pintu rezeki yang lebih banyak. Artinya seseorang apabila sadar dan mengetahui bahwa cara dan jalan pintas untuk menjadi kaya adalah dengan bersedekah dan infak di jalan Allah.
30 Juli 2020
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net