Suaramuslim.net – Di era digital ini, sangat sering kita dapati komentar-komentar miring dan negatif dari warganet. Hal ini menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibahas dalam konteks psikologi, bisnis maupun spiritualnya.
Di Indonesia artis yang tercatat banyak haters-nya adalah Nikita Mirzani dan Lucinta Luna yang memang sering membuat hal yang menjadikan pro dan kontra. Namun Artis yang banyak haters belum tentu jadi artis termahal untuk endorse produk.
Contohnya, Nikita Mirzani, salah satu artis dengan banyak haters di Indonesia, tarif endorse-nya sekitar Rp85 juta hingga Rp100 juta per posting pada 2024-2025. Meski cukup tinggi, tarif Nikita disebut relatif lebih kecil dibanding artis lain yang lebih ‘netral’ dan populer seperti Fuji (Rp100 juta sampai Rp150 juta) dan Jennifer Coppen (Rp180 juta per posting).
Era media sosial menjadikan orang semakin berani berujar negatif/julid, secara psikologis hal ini terjadi karena seseorang bisa berlindung di balik nama dan foto palsu, sehingga ia merasa bebas menghakimi orang lain tanpa merasa terdampak pada dirinya. Ia menjadikan aktivitas julid sebagai pelampiasan stres dan emosi negatif yang tersimpan dalam dirinya, dalam bahasa Psikologi hal ini disebut katarsis.
Namun di luar hal tersebut, setiap orang akan memiliki pihak yang menyukainya dan tidak menyukainya. Jangankan kita, sosok sempurna seperti Kanjeng Nabi Muhammad saw memiliki lovers dan haters.
Sebutan untuk beliau sebelum menjadi Nabi adalah Al-Amin (yang dapat dipercaya). Namun setelah menjadi Nabi, para haters-nya menyebut beliau penyihir/sihir (ساحر), penyair gila (شاعر مجنون), dukun (كاهن), pembohong (كذاب), tukang mimpi (Mutharrif/Ummiy), 0rang gila (Majnun).
Dampak buruk jika tidak punya haters
Lovers dan haters memberikan keseimbangan hidup. Bila semua pihak di sekitar kita adalah lovers, yang senantiasa memberikan pujian semata, malah berdampak negatif bagi kita. Di antaranya:
Kita menjadi sombong yang menjadikan kita dapat masuk neraka
“Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari bapaknya: Ada seseorang berada di dekat Nabi shalallahu’alaihi wa sallam. Lalu ada orang lain yang memuji-muji orang tersebut, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celaka engkau! Engkau telah menebas leher kawanmu.” – Nabi mengulang kata tersebut berulang kali – Jika kamu mau memuji, dan itu harus memuji, maka katakan, “Aku sangka (aku kira) dia demikian dan demikian” jika dia menyangka kawannya memang seperti itu, “dan yang mengetahui pasti adalah Allah, dan aku tidak mau memastikan (keadaan) seseorang di sisi Allah.” (Terjemah hadis riwayat Al-Bukhari No. 6061 dan Muslim No. 3000).
“Rasulullah memerintahkan kami untuk melemparkan debu di wajah orang-orang yang suka memuji.” (Terjemah hadir riwayat Muslim No. 3002).
Kita tidak waspada dan tidak hati-hati terhadap hal negatif. Musuh-musuh kita seringkali menyampaikan mitigasi risiko dari apa yang akan kita lakukan.
Peluang dosa kita dikurangi. Ketika ada orang menghina dan memfitnah kita, maka dimungkinkan ada dosa kita yang dikurangi atau bertambahnya pahala kita dari orang yang menghina kita.
Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?” Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”
Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (Terjemah hadis riwayat Muslim).
Bagaimana menghadapi lovers dan haters di era digital saat ini?
Tips menghadapi haters dan lovers adalah 4T
- Tetap selalu ingat ALLAH, alhamdulillah bila ada yang memuji, istighfar dan ta’awudz bila ada yang mendengki
- Tetap melakukan hal yang kita yakini positif.
- Tidak terlalu memikirkan bahkan memaafkan setiap akan tidur. Terlalu memikirkan apa pendapat haters, akan berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik. Yang lebih penting adalah apa pendapat Allah kepada kita.
- Tutup kolom komentar di media sosial dan tim pembentuk opini positif.
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Prof. Dr. Gancar Candra Premananto, S.E., M.Si.
Guru besar Sustainable Consumer Behaviour FEB Universitas Airlangga
Narasumber program DIMENSI radio Suara Muslim Surabaya