SURABAYA (Suaramuslim.net) – Empat lembaga strategis ekonomi—Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Kementerian Keuangan—bersepakat memperkuat kerja sama guna menjaga stabilitas dan mendorong kemajuan ekonomi Jawa Timur.
Penegasan kolaborasi ini muncul dalam kegiatan Temu Media bertajuk Sinergi dan Kolaborasi untuk Menjaga Stabilitas, Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur, serta Mendorong Pemerataan Pembangunan di Tengah Momentum Penguatan Kebijakan Ekonomi Nasional dan Ekonomi Kerakyatan yang diselenggarakan di Surabaya, Rabu (19/11/2025).
Kepala LPS II, Bambang S. Hidayat, menjelaskan bahwa arah kebijakan saat ini memang menuju stabilitas, namun tetap memberi ruang bagi pertumbuhan.
LPS juga menetapkan penurunan Tingkat Bunga Penjaminan (TBP) per Oktober 2025. Namun rata-rata bunga simpanan di perbankan masih berada di atas TBP, sehingga perlu penyesuaian agar kembali ke level wajar.
Dari sisi intermediasi, Kepala OJK Jawa Timur Yunita Linda Sari melaporkan pertumbuhan stabil. Hingga September 2025, Dana Pihak Ketiga tumbuh 4,81 persen (yoy), dan penyaluran kredit meningkat 3,58 persen.
Kredit terbesar masih mengalir ke sektor rumah tangga, perdagangan besar dan eceran, serta industri pengolahan. Kredit UMKM juga cukup dominan dengan porsi 37,75 persen.
“Pemerataan pembiayaan tetap menjadi prioritas, terutama bagi daerah dengan kontribusi PDRB rendah. Kami ingin akses pembiayaan semakin mudah dan terjangkau,” jelas Yunita.
Di sektor pasar modal, masyarakat Jatim mencatat net buy Rp7,75 triliun. Pendanaan melalui securities crowdfunding melejit 63,56 persen dengan kenaikan jumlah investor mencapai 22 persen.
Tidak hanya itu, OJK gencar menguatkan literasi keuangan. Sejak 2024 hingga Oktober 2025, lebih dari 3.192 kegiatan edukasi digelar dengan total peserta 803 ribu orang.
Perlindungan konsumen juga diperketat. OJK menerima 169 pengaduan APPK, 6.661 layanan walk-in, serta 39.867 layanan SLIK hingga September 2025.
Melalui Indonesia Anti Scam Center (IASC), sebanyak 93.819 rekening kejahatan keuangan berhasil diblokir dengan dana beku Rp 376,5 miliar.
Dari sisi fiskal, Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Timur Dudung Rudi Hendratna memaparkan bahwa pendapatan negara di Jatim mencapai Rp180,63 triliun hingga Triwulan III 2025 atau 63,88 persen dari target.
Kepala Kanwil Perbendaharaan Jatim, Saiful Islam, menyebut sektor pendidikan masih menjadi belanja terbesar, dengan realisasi Rp8,24 triliun atau 64,27 persen. Belanja pemerintah juga mengalir pada sektor kesehatan dan berbagai proyek infrastruktur strategis.
Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Timur menunjukkan hasil menggembirakan dan menjadi katalis bagi ekonomi kerakyatan. Hingga 10 November 2025, program ini berhasil menjangkau 5,26 juta penerima manfaat serta melibatkan 2.942 pemasok lokal, termasuk UMKM, koperasi, BUMDes, dan usaha kecil lainnya.
Selain memperbaiki asupan gizi masyarakat, program ini mendorong aktivitas ekonomi lokal melalui jaringan pemasok yang melibatkan ribuan pelaku usaha kecil.
Pewarta: Elsa Khairunnisa
Editor: Muhammad Nashir

