Suaramuslim.net – Sahabat seiman di manapun berada, kita kini berada di ujung bulan Ramadhan. Sebentar lagi, bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan ini akan meninggalkan kita. Betapa cepatnya waktu berlalu, seakan-akan baru kemarin kita menyambut datangnya bulan suci ini dengan penuh harapan dan semangat.
Kini, kita berada di malam-malam terakhir yang akan menentukan apakah kita benar-benar dapat meraih segala keberkahan dan kemuliaannya.
Terngiang-ngiang kemuliaan bulan Ramadhan
Sebagaimana kita pahami bersama bahwa kemuliaan bulan Ramadhan ini sungguh luar biasa. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Apabila datang Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” (Terjemah hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Maka setiap kita tentu sudah memahami bahwa Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesempatan emas untuk meraih ampunan, rahmat, dan pahala yang berlipat ganda. Doa-doa kita lebih didengar, amal ibadah kita diterima, dan segala dosa kita dihapuskan. Ramadhan adalah waktu yang penuh dengan keberkahan yang tak ternilai harganya.
Namun, sebagaimana setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Tapi perpisahan kita dengan Ramadhan sepertinya tak dapat dibandingkan dengan perpisahan kita dengan yang lain. Bahkan banyak dikisahkan bahwa di akhir malam bulan Ramadhan Rasulullah SAW pernah mengungkapkan sebuah pernyataan yang sangat mendalam mengenai hal ini:
“Ketika Ramadhan berakhir, langit, bumi, dan para malaikat menangis karena musibah yang menimpa umat Muhammad. Seseorang bertanya, ‘Wahai Rasulullah, musibah apakah itu?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Kepergian Ramadhan.'”
Walaupun riwayat ini tidak terdapat dalam kitab hadis sahih seperti Sahih Bukhari atau Sahih Muslim, pernyataan ini menggambarkan betapa besar kehilangan yang dirasakan oleh umat Islam ketika bulan Ramadhan berakhir.
Dalam berbagai karya tafsir dan kisah para ulama, kalimat ini mengingatkan kita bahwa Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan rahmat dan kesempatan. Kepergiannya adalah musibah besar, karena kita tidak tahu apakah kita akan dipertemukan lagi dengan Ramadhan di tahun yang akan datang.
Musibah yang besar: Kepergian Ramadhan
Sahabatku, betapa kepergian Ramadhan adalah sebuah kehilangan yang sangat besar, karena Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ini adalah bulan di mana doa-doa kita dikabulkan, amal ibadah kita diterima, dan pintu ampunan terbuka lebar. Ketika Ramadhan berakhir, kita tidak tahu apakah kita masih akan diberi kesempatan untuk bertemu dengan bulan suci ini di tahun depan. Kehilangan ini adalah sesuatu yang seharusnya membuat kita merasa sangat kehilangan dan menyesal.
Namun, Rasulullah SAW mengingatkan kita untuk tidak sekadar merasa sedih dan meratapi perpisahan ini. Rasulullah SAW juga mengajarkan kita bagaimana seharusnya kita memanfaatkan sisa-sisa waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.
“Malam terakhir Ramadhan adalah malam yang penuh dengan rahmat, di mana Allah membebaskan banyak umat dari api neraka,” (Terjemah hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Inilah kesempatan terakhir bagi kita untuk memperbanyak ibadah, memperbaiki diri, dan memohon ampunan Allah SWT.
Malam terakhir Ramadhan
Malam terakhir Ramadhan adalah malam yang penuh dengan keistimewaan. Pada malam ini, Allah SWT memberikan kesempatan kepada hamba-Nya yang penuh dengan penyesalan dan keinginan untuk berubah untuk mendapatkan pengampunan-Nya. Inilah saat yang sangat tepat bagi kita untuk menutup bulan Ramadhan dengan penuh kekhusyukan dan rasa syukur.
Rasulullah SAW tidak pernah membiarkan malam terakhir Ramadhan berlalu begitu saja tanpa berdoa dan beribadah. Dalam hadis lain, beliau bersabda, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Terjemah hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Ini adalah janji Allah yang sangat besar, yang membuka peluang bagi kita untuk memulai hidup baru dengan hati yang bersih.
Malam terakhir Ramadhan adalah malam yang penuh peluang untuk mendapatkan ampunan Allah. Maka, mari kita manfaatkan sebaik-baiknya waktu yang tersisa dengan memperbanyak doa, istighfar, membaca Al-Qur’an, shalat malam, dan segala bentuk amal ibadah. Jangan sampai kita menyesal ketika bulan Ramadhan pergi, karena kita telah melewatkan kesempatan emas yang hanya datang setahun sekali.
Kesempatan yang tak terulang
Sahabat seiman yang dirahmati Allah, kita tidak tahu apakah kita akan diberi kesempatan lagi untuk bertemu dengan Ramadhan di tahun depan. Oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan ini.
Ramadhan adalah waktu yang sangat berharga, yang penuh dengan berkah dan ampunan. Mari kita jadikan malam terakhir Ramadhan ini sebagai momentum untuk bertaubat, memperbaiki diri, dan berdoa agar Allah memberikan kita kesempatan untuk terus beribadah dengan lebih baik di masa yang akan datang.
Doa akhir Ramadhan: Harapan untuk pertemuan kembali
Di malam terakhir Ramadhan ini, mari kita berdoa dengan penuh harapan dan kesungguhan:
“Ya Allah, dengan rahmat-Mu dan segala kuasa yang Engkau miliki, ampunilah segala dosa kami, terimalah semua amal ibadah kami, sempurnakanlah semua kekurangan kami, dan rahmatilah kami untuk beroleh jaminanMu berupa pembebasan dari api neraka. Masukkanlah kaim ke dalam surgaMu bersama para shoim-shoimat yang Engkau terima puasanya.
Ya Allah, dengan segala kuasa dan Kerajaan yang Engkau miliki, pertemukanlah kami dengan Ramadhan lagi di tahun-tahun yang akan datang dalam kondisi yang lebih baik. Jika Ramadhan kali ini adalah Ramadhan terakhir bagi kami, maka ampunilah dosa-dosa kami, terimalah amal ibadah kami, dan jangan jadikan kami termasuk orang-orang yang merugi. Jadikanlah kami termasuh golongan hamba-hambaMu yang dirindukan SurgaMu.”
Doa ini mengandung harapan yang mendalam agar kita selalu diberi kesempatan untuk bertemu dengan Ramadhan di masa depan, sekaligus penyesalan dan permohonan ampunan jika ternyata ini adalah Ramadhan terakhir yang kita jalani.
Tetap semangat dan penuh harap
Di malam terakhir Ramadhan ini, mari kita menangis bukan karena kesedihan semata, tetapi karena kesadaran bahwa kita telah diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan Allah. Mari kita menyesali segala kelalaian kita di bulan yang penuh berkah ini, dan berdoa agar Allah menerima segala amal ibadah kita.
Semoga Allah SWT senantiasa memberi kita hidayah, petunjuk, dan kesempatan untuk terus berada dalam keberkahan-Nya. Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadhan yang penuh berkah di tahun-tahun mendatang, dan semoga kita selalu berada di jalan-Nya yang lurus.
Selamat beribadah dan semoga Allah menerima amal ibadah kita di bulan yang penuh rahmat ini. Secara khusus, saya memohon maaf lahir bathin kepada semuanya, sahabat seiman di manapun berada. Saya pun telah memaafkan Anda semua andai memang ada salah terhadap saya. Mari kita saling memaafkan, bahkan sebelum diminta untuk memaafkan.