Suaramuslim.net – Saat menginjak dewasa, sebagian ulama berpendapat usia Nabi Yusuf alaihissalam 12 tahun, dalam tidurnya ia bermimpi melihat 11 bintang, matahari, dan bulan sujud kepadanya. Mimpi itu diceritakan kepada sang ayah, Nabi Yakub alaihissalam dan diabadikan Allah dalam surat Yusuf ayat 4.
إِذْ قَالَ يُوسُفُ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ إِنِّي رَأَيْتُ أَحَدَ عَشَرَ كَوْكَبًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ رَأَيْتُهُمْ لِي سَاجِدِينَ
“Ketika Nabi Yusuf bercerita kepada ayahnya (Nabi Yakub), “Ayah, aku bermimpi melihat 11 bintang, matahari, dan bulan. Aku melihatnya sujud kepadaku.”
Mimpi Nabi Yusuf itu bukan sembarang mimpi. Nabi Yakub selaku ayah semakin yakin masa depan puteranya, Yusuf, akan cemerlang dan Yusuf akan menjadi orang “besar.” Meskipun saat itu Nabi Yakub belum mengetahui apakah puteranya yang berparas tampan itu menjadi nabi atau tidak, namun meski demikian Nabi Yakub percaya bahwa Yusuf akan menjadi orang terhormat. Dugaan Nabi Yakub semakin kuat dengan adanya mimpi tersebut.
Terkait isi mimpi Nabi Yusuf alaishissalam tersebut, para pakar tafsir semisal Imam Fakhruddin Ar-Razi menafsirkan dalam karyanya, kitab Mafatihul Ghaib, bahwa 11 bintang yang dimaksud dalam mimpi itu adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, matahari adalah sang ayah, dan bulan adalah ibu.
Sebagian ulama menafsirkan bulan adalah bibi atau ibu tiri Nabi Yusuf, karena ibu Nabi Yusuf yang bernama Rahil telah meninggal dunia sebelum Nabi Yusuf mengalami mimpi yang luar biasa tersebut.
Syekh Muhammad Mutawalli Sya’rowi mengupas ayat 4 dari surat Yusuf itu dengan apik dalam bukunya Qashash al-Anbiya’.
“Setidaknya ada dua hal yang luar biasa dalam mimpi Nabi Yusuf itu,” tulisnya.
Ulama kharismatik asal Mesir itu mengungkapkan, mimpi Nabi Yusuf mengandung i’jaz/sesuatu yang dahsyat dan di luar nalar manusia.
Pertama, dalam mimpi itu Nabi Yusuf melihat 11 bintang, matahari, dan bulan berkumpul dalam satu waktu. Sampai kapan pun matahari tidak akan pernah bertemu dengan bulan, dalam artian bulan tidak mungkin ada di siang hari dan matahari mustahil bersinar di malam hari, namun dalam mimpi Nabi Yusuf alaihissalam keduanya bertemu.
Kedua, 11 bintang, matahari, dan bulan itu sujud kepada Nabi Yusuf alaihissalam. Bagaimana bisa ciptaan-ciptaan Allah yang berada di atas langit itu bisa sujud kepada Nabi Yusuf alaishissalam? Tentu hal itu terjadi karena kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sujud yang dimaksud dalam mimpi adalah al-khudlu’ wa tahta amrihi, tunduk dan berada dalam kekuasaan Nabi Yusuf alaihissalam. Kelak seluruh saudara Nabi Yusuf, ayah, dan ibunya (tiri) berada di bawah kekuasaan Nabi Yusuf alaihissalam di negeri Mesir. Nabi Yusuf alaihissalam menjadi pembesar negeri Mesir setelah berhasil menafsirkan mimpi raja Mesir saat itu dan Mesir berhasil menjadi satu-satunya negeri yang aman dan berkecukupan di tengah musim paceklik selama tujuh tahun lamanya.
Pelajaran yang bisa dipetik dari mimpi Nabi Yusuf alaihissalam di atas adalah bahwa mimpi tidak boleh dianggap hanya bunga tidur. Mimpi adalah isyarat langit yang diberikan Allah kepada hamba-Nya. Mimpi yang baik akan menandakan kebaikan pula di masa yang akan datang, lalu bagaimana dengan mimpi buruk?
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam memberikan tips kepada kita melalui sabdanya, “Mimpi baik itu dari Allah. Jika seorang dari kalian mimpi sesuatu yang ia senangi, maka ceritakanlah mimpi baik itu hanya kepada orang-orang yang mencintainya. Dan apabila ia mimpi seuatu yang tidak ia sukai, hendaknya ia meminta perlindungan dari Allah dan meludah tiga kali dan jangan ceritakan ke siapa pun karena mimpi (buruk) itu tidak akan membahayakannya.” (Terjemah hadis riwayat Al-Bukhari).
Wallahu a’lam.