Suaramuslim.net – Menjadi bangunan pertama di dunia yang tingginya lebih dari setengah kilometer, gedung ini dilengkapi permukaan kaca dengan luas mencapai 116.000 meter persegi. Setiap lapisan kaca mampu menahan berat sekitar 8 ton, serta berfungsi mencegah hantaran panas dan ultraviolet, sehingga aman dan hemat energi.
Gedung tertinggi di dunia saat ini memang dimiliki Dubai, Burj Khalifah. Tapi 15 tahun lalu, Taiwan lah juaranya. Council on Tall Buildings and Urban Habitat pada tahun 2004 menahbiskan Gedung Taipei 101 kepunyaan Taiwan sebagai bangunan tertinggi di dunia dengan ketinggian 508 meter.
Pada pekan ketiga bulan Juli 2019 ini, redaksi Suaramuslim.net bersama beberapa perwakilan media dari Surabaya dan influencer dari Jakarta berkesempatan mengunjungi Taipei 101 dalam rangka memenuhi undangan dari Taiwan Tourism Bureau.
Berlokasi di distrik Xinyi, Taipei 101 adalah proyek teknik terbesar yang pernah ada di sejarah bisnis konstruksi Taiwan. Dirancang oleh arsitek kelas dunia asal Taiwan, C.Y. Lee, bangunan ini dilengkapi dengan struktur anti gempa yang sanggup bertahan dalam gempa besar siklus 2.500 tahun.
Desainnya memesona, dengan konsep ruas mirip bambu berjumlah delapan, angka penting dalam budaya Tiongkok. Sedangkan angka 101 dipercaya sebagai bilangan tertinggi dalam hitungan mereka.
Sekarang, kawasan ini menjadi pusat bisnis, mall dan perkantoran, padahal sebelum ada Taipei 101, tidak ada yang mau tinggal di sini.
“Dulu sepi, warga gak mau tinggal di sini, yang ada cuma klub malam di balik gunung. Biasa gak ada apa-apa. Tapi semua berubah setelah ada Taipei 101,” tutur Avida, WNI yang menjadi tour guide selama di Taiwan.
Kami tiba di Taipei 101 pukul 8 malam waktu setempat setelah sebelumnya menikmati makan malam di Restoran Halal Haji Yunus.
Lantai observasi dibuka untuk wisatawan setiap hari dari pukul 9 pagi sampai 10 malam. Loket masuk menuju dek observasi berada di lantai 5. Tiket per orang dikenakan 600 NTD (dolar Taiwan), sekitar 300 ribu rupiah (jika kurs 1 NTD setara 500 rupiah).
Antrean menuju lift saat itu lumayan ramai tapi tertib. Karena saya tidak paham dengan wajah-wajah orang Taiwan, saya pikir mereka adalah orang Taipei semua. Tapi kata pak Nyoman Astapa, tour leader kami, mayoritas yang antre adalah orang-orang daerah dari berbagai kabupaten di Taiwan. Mereka wisatawan lokal yang ingin menikmati Taipei 101, ya semacam orang Jawa mau berfoto di Monas kalau ke Jakarta.
Butuh waktu sekitar 10 menit untuk bisa sampai ke depan lift. Tapi suasana antre terasa tidak membosankan. Ada fasilitas snapshot foto yang hasilnya nanti bisa dibeli saat sudah berada di lantai observasi. Bagi pengunjung yang suka berpose, ini kesempatan terbaik. Harga hasil foto adalah 600 NTD, setara 300 ribu rupiah. Sebanding lah dengan memori dan kenang-kenangan yang didapatkan.
Lantai 5 ini dilengkapi cafe, display layar besar yang menampilkan tujuan-tujuan wisata di Taiwan dan sesekali pengunjung dihibur oleh instrumen ciamik yang berasal dari suara gelas-gelas kaca di langit-langit. Keindahan gelas kaca ini bersanding dengan bunga-bunga anggrek imitasi yang dipasang di dinding dan langit-langit lantai 5.
Sesampainya di lift, proses naik dari lantai 5 ke 89 malah lebih cepat dibanding antrenya. Sebabnya, pencakar langit yang terdiri dari 101 lantai ini dilengkapi dengan lift super cepat yakni 1.010 meter per menit. Otomatis dari lantai 5 menuju lantai 89 hanya memerlukan waktu 37 detik, wow, amazing.
Observasi Taipei 101
Kurang dari semenit, kami sudah berada di lantai 89, 382 meter di atas permukaan tanah. Lantai Observasi menawarkan pemandangan kota Taipei yang spektakuler dari seluruh arah.
Dinding tirai transparan dan non-reflektifnya menjadi sumber energi yang efisien dan refleksi panas di siang hari.
Sedangkan di malam hari, gemerlap lampu kota menjadi pemandangan luar biasa yang menarik pengunjung untuk mengabadikannya melalui ponsel pintar mereka masing-masing.
Obervasi ini memiliki teropong jarak jauh berkekuatan tinggi, bar minum, layanan cetak foto, toko souvenir khas Taiwan yang juga menjual beragam teh aromatik.
Saat berjalan mengitari meja informasi, mata saya tertuju pada brosur tentang Taipei 101 yang ditulis dalam Bahasa Indonesia, menarik! Di antara brosur berbahasa Mandarin, Inggris, Korea dan Jepang, ada yang berbahasa Indonesia juga.
Taiwan adalah pusat gempa, hampir setiap hari ada gempa-gempa kecil di pulau Formosa ini. Ide membangun gedung pencakar langit mungkin bisa jadi pertanyaan dalam benak orang.
Di daerah gempa koq bikin gedung tinggi setengah kilometer?
Itu pula yang terlintas dalam pikiran saya sebelum naik ke lantai observasi. Setibanya di lantai 88, barulah pertanyaan itu terjawab.
Lantai 88 merupakan koridor multimedia yang berisi tayangan audio visual, setelah melewati koridor ini, pengunjung bisa menyaksikan wind damper (peredam angin) terbesar dan terberat di dunia. Diameter 5,5 meter dan berat mencapai 660 ton. Selain untuk menstabilkan gedung dari terpaan angin, peredam ini juga menjaga dari getaran gempa.
Terbuat dari baja, semen dan lapisan emas, wind damper berbentuk bulat dan ditopang kaki-kaki ini dasarnya di lantai 87 dan ujung atasnya di lantai 92. Biaya pembuatannya tidak tanggung-tanggung; 1 miliar 30 juta dolar Taiwan. Bagi kamu yang mau menyimpan kenang-kenangan pernah melihat secara langsung damper terbesar di dunia ini, banyak dijual aksesosir damper dengan bentuk lucu dan menarik. Siapin uangnya yaaaa!
Puas mengelilingi lantai obersvasi, saatnya kembali menjejaki bumi. Sebelum sampai ke lift turun, pengunjung bisa menikmati makan malam di restoran. Bagi penyuka perhiasan dan kerajinan koral, di sisi kanan dan kiri jalan menuju lift dipenuhi dengan pajangan perhiasan serta batu permata dari koral, belanja lagiiiiii.
Setiap tahun, dihelat lomba naik tangga dari lantai 1 ke lantai 101. Rekor sebelumnya tidak sampai 1 jam. Biasanya pemenang berasal dari Eropa.
“Mungkin karena orang Eropa kakinya panjang, kita baru naik satu anak tangga mereka sudah dua anak tangga, jadi wajar saja selalu menang,” tutur Avida, tour guide kami seraya tertawa lepas.
Nah, bisa dibayangkan ya, para peserta berhamburan menaiki tangga dengan ketinggian 508 meter, tertarik ikut? Bisa jadi kombinasi dengan diet bagi yang menurunkan berat badan, mungkin. Olahraga dapat, wisata pun jalan.
Baca juga artikel Wisata Halal di Taiwan di sini.