JAKARTA (Suaramuslim.net) – Ustaz Abdul Somad yang populer dengan nama UAS mengulas sederet keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Nisfu Sya’ban 1441 H akan jatuh pada Rabu (8/4) malam atau malam Kamis (9/4).
Ustaz Abdul Somad dalam satu ceramahnya menjelaskan keutamaan bulan Sya’ban. Bulan di dalamnya terdapat satu malam yang pada malam itu Allah akan mengampuni dosa semua umatnya, yaitu malam Nisfu Sya’ban.
Seperti dikutip dari satu video YouTube yang diunggah melalui channel Tafaqquh Video, UAS mengawali ceramah tentang keutamaan dan amalan bulan Sya’ban dengan kisah cucu angkat Nabi Muhammad SAW, Usamah bin Zaid.
Usamah datang menemui Nabi Muhammad SAW dan bertanya, “Wahai Rasulullah saya tidak pernah melihat engkau berpuasa di bulan-bulan lain sebanyak engkau berpuasa di bulan Sya’ban. Ada apa gerangan?”
Mendengar pertanyaan cucunya itu, Rasulullah menjawab bulan ini (Sya’ban) merupakan bulan semua amalan diangkat ke sisi Allah SWT dan Rasulullah sangat senang saat amalnya diangkat Allah sedang dia dalam keadaan berpuasa.
Setelah itu, UAS mengatakan, saking seringnya Rasulullah berpuasa pada bulan Sya’ban, Aisyah tak bisa lagi membedakan apakah Rasulullah berpuasa pada hari itu atau tidak.
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa dalam satu bulan, kecuali bulan Ramadan. Dan saya tidak pernah melihat Nabi lebih banyak puasa dari Ramadan selain di bulan Sya’ban,” kata Ustaz Abdul Somad menerjemahkan hadis yang dibacanya.
Berdasarkan dua hadis tersebut, Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu amalan yang paling sering dilakukan oleh Rasulullah selama bulan Sya’ban.
Selain berpuasa, amal lain yang bisa dilakukan adalah membaca Al-Qur’an, berzikir, serta amal harta seperti sedekah dan wakaf.
Malam pengampunan
Dari 30 malam untuk beramal di bulan Sya’ban, ada malam yang mendapat kekhususan, yaitu malam Nisfu Sya’ban.
Ustaz Abdul Somad mengatakan, hadis-hadis tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang selama ini digunakan, kebanyakan hadis-hadis dhaif (lemah).
Dia membacakan salah satu hadis dhaif tentang keutamaan malam Nisfu Sya’ban yang mengisahkan bahwa Aisyah melihat Nabi Muhammad sujud lama sekali.
Usai salat, Aisyah bertanya pada Rasulullah SAW kenapa sujudnya lama sekali. Rasulullah SAW balik bertanya apakah kamu tidak tahu malam ini adalah malam ampunan. Hadis tersebut, kata Ustaz Abdul Somad, adalah hadis dhaif.
“Lalu, apakah hadis dhaif itu tidak boleh diamalka? Jawabannya bisa. Mengapa? Karena memenuhi lima syarat di antaranya untuk fadhail a’mal dan hadis tersebut berada di bawah naungan hadis shahih,” katanya.
Lalu, Ustaz Abdul Somad membacakan hadis hasan shahih yang artinya:
“Pada malam Nisfu Sya’ban, Allah akan mengampuni semua dosa umatnya yang pada malam itu bersujud dan bertaubat mohon ampun, kecuali dua, musyrik (mempersekutukan Allah) dan orang yang bertengkar tapi tidak berdamai sampai malam Nisfu Sya’ban tiba.”
Salat malam Nisfu Sya’ban
Ustaz Somad dalam video itu menjelaskan, salat pada malam Nisfu Sya’ban tidak dilakukan pada masa Nabi dan sahabat.
Namun, salat malam Nisfu Sya’ban dilakukan pada masa Tabi’in (generasi setelah sahabat Nabi), yang dilakukan oleh Tabi’in di Negeri Syam (sekarang Suriah, Lebanon, Palestina dan Yordania).
Para Tabi’in di Negeri Syam ini memeriahkan masjid-masjid pada malam Nisfu Sya’ban.
Lalu, apakah boleh meramaikan masjid dengan salat dan zikir pada malam Nisfu Sya’ban? Ustaz Abdul Somad berpendapat boleh.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir