Suaramuslim.net – Karena pentingnya sebuah niat dalam melakukan suatu ibadah maka umat Islam dianjurkan untuk selalu memperbarui niat. Lalu bagaimanakah niat puasa ramadhan yang benar? Simak ulasannya berikut ini.
Tanya
Assalamualaikum
Ustadz Junaidi Sahal, dalam lafadz niat puasa Ramadhan, yang tepat bagaimana?
Fardhi syahri ramadhana atau ramadhani, atau betul semua?
Mohon penjelasannya
Jawab
Wa’alaikumus salam wa rahmatullahi wa barakatuh
بِسْـــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــــمِ
Betul semua.
1. “Nawaaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhis syahri romadhona hadzihi sanati”… Dst.
Kalimat “Ramadhana”, na dibaca fathah karena kalimat ‘Ramadhan’ tidak mudhaf (gandeng) dengan kalimat ‘hadzihi sanah’, karena ia kalimat ghairu munsharif (tidak menerima perubahan bentuk).
Dalam Kitab Alfiyah disebutkan;
و جر بالفتحة مالا ينصرف مالم يضف او يك بعد ال ردف
Artinya: setiap isim yang tidak munsharif dijerkan dengan harakat fathah, selama tidak mudhaf (diidhafahkan) atau tidak jatuh sesudah al.
2. “Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhis syahri romadhoni hadzihis sanati”… Dst. Dibaca ‘ni’ karena kalimat itu mudhaf (gandeng) dengan “hadzihis sanati”. Karena mudhaf, meskipun ghairu munsharif tetap dibaca kasrah.
So… Bingung kan? Sudahlah yang penting niat di hati mau puasa besok, itu sudah cukup.
Wallahu A’lam