Suaramuslim.net – Narbaez tumbuh di Lubbock, wilayah Texas yang memiliki banyak gereja dan banyak dihuni komunitas kuat Kristen. Tumbuh di lingkungan ini membuatnya menjadi seorang saksi Yehuwa (Tuhan orang Yahudi). Saksi Yehuwa adalah sebuah denominasi umat Kristen pemulih kepercayaan milenialisme, di luar ajaran utama Kristen dan tidak meyakini adanya trinitas.
Suatu hari, kata Narbaez, pintu rumahnya diketuk oleh beberapa orang. Mereka mengadakan pengajian Bibel di rumah. Setelah pengajian itu, ia dan keluarganya juga mendatangi gereja para saksi Yehuwa. Mereka menghadiri sejumlah pertemuan dan bergabung dengan jamaah kebaktian mereka. Mereka pun menjadi bagian dari para saksi Yehuwa.
Namun pada suatu hari, ia tak lagi meyakini kebenaran agama yang dipeluknya. Setelah melewati ratusan kebaktian dan doa, Narbaez malah meninggalkan keyakinannya sendiri. Ada kegelisahan yang bersarang di hatinya. Narbaez pun memutuskan untuk meninggalkan agamanya. Ia lalu mempelajarinya ulang, bahkan sempat tak memeluk agama apa pun setelah itu.
Dimulai dengan keyakinan soal sahihnya Bibel sebagai firman. Ia tahu persis bahwa Bibel itu telah diotak-atik selama masa penulisannya sejak lama. Ditambah lagi dengan ajaran-ajaran saksi Yehuwa yang dinilainya tidak masuk akal.
Berbagai cara dilakukannya untuk tetap berada dalam keyakinan ini. Selama tiga bulan, dirinya masih menyempatkan diri untuk datang mengikuti kebaktian dan misa.
Narbaez Putuskan Masuk Islam
Namun, justru itulah yang membuatnya semakin yakin kalau ada yang salah dengan ajarannya. Setiap kali berdoa Narbaez kerap merasa frustasi. Sebab, Tuhan yang diyakininya terasa tidak berguna dan enggan berbuat apa-apa mengatasi kegelisahannya. Perkataan para pastor dan pemuka agama pun hanya masuk selintas ke telinga. Lebih dari itu, keyakinannya semakin tebal, bahwa memang ada yang salah dengan apa yang dianutnya.
Hingga peristiwa ‘kebetulan’ itu tiba ke hadapan Narbaez. Ia bertemu dengan seorang Muslimah yang selalu tampak gembira dan ramah dalam menjalani hari-harinya. Ketika diajak berbincang, Muslimah itu malah mengajarkannya soal Islam. Pada saat itu, pikirannya belum bisa menerima Islam. Dirinya masih menganggap bahwa Islam bukanlah sebuah agama. Namun, anehnya Muslimah itu malah menyuruh Narbaez untuk membuka Bibel dan membandingkannya dengan Islam.
Tanpa menunggu lama, dari pertemuannya yang kebetulan dengan seorang Muslimah di jalan, keluarnya sebuah mobil dari pelataran parkir masjid, hingga seseorang yang mengajarkannya soal wudhu membuat hatinya mantap untuk masuk Islam. Ia yakin bahwa semua itu bukan peristiwa kebetulan semata. Ada kuasa Allah di dalamnya.
Kemantapan hati Narbaez semakin kuat dengan firman Allah yang berbunyi:
“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat,” (QS. An- Nasr).