JAKARTA (suaramuslim.net) – Ribuan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) hari ini Jum’at (20/10) akan berunjukrasa di depan Istana Negara dalam rangka mengevaluasi 3 tahun Pemerintahan Jokowi-JK.
Dalam aksinya BEM SI akan membawa Tuntutan dan Gugatan Rakyat atau disingkat TUGU RAKYAT. Tuntutan dan gugatan tersebut terdiri dari 3 poin yaitu: turunkan kesenjangan ekonomi,
gugat pengekangan hak publik dan wujudkan kedaulatan rakyat, serta rakyat menuntut tegaknya supremasi hukum.
BEM SI melihat kesenjangan ekonomi semakin memprihatinkan dikarenakan distribusi kekayaan antara kaya dan miskin semakin tajam. Tercatat 1% populasi di Indonesia menguasai 50,3% total kekayaan nasional. Selain pembangunan infrastruktur dinilai tidak pro rakyat dengan dilanggengkannya proyek reklamasi oleh pemerintah setelah sebelumnya rakyat menggugat dan menang di PTUN.
Sementara dalam mewujudkan hak publik yang terkait hajat hidup rakyat, pemerintahan Jokowi-JK dinilai belum mewujudkannya. Hak demokrasi dikebiri melalui PERPPU Ormas, subsidi listrik dicabut, kedaulatan pangan masih belum terwujud, akses kesehatan belum memadai, jaminan pendidikan belum terwujud dan sistem pengupahan belum adil.
Sementara dalam tuntutan ketiga, BEM SI menuntut tegaknya supremasi hukum. Pemerintah dinilai belum menjadikan hukum sebagai penglima dan masih terjadi conflict of interest dalam penegakan hukum terutama terkait kasus korupsi. Hal tersebut terlihat dalam megakorupsi kasus E-KTP yang tak kunjung tuntas dan tersangka utama bisa menang dalam pra-peradilan dengan hakim tunggal.
Menurut keterangan Koordinator Pusat BEM SI Wildan Wahyu Nugroho, TUGU RAKYAT berangkat dari kajian mendalam yang telah dirumuskan oleh tiap BEM dengan fokus kajiannya masing-masing, kajian lengkap TUGU RAKYAT dapat diakses di bit.ly/PolicyBriefTuguRakyat.
Wildan menambahkan ribuan Mahasiswa dari seluruh Indonesia akan mulai berkumpul di Istana Negara pada pukul 10.00 WIB dan akan terus berunjuk rasa hingga Presiden Joko Widodo keluar menemui para demonstran.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir