Suaramuslim.net – Apa jadinya jika seorang penyiar radio harus melantunkan Al-Qur’an sendirian selama satu jam nonstop, gegara tidak ada pendengar yang menelepon?
Itulah kekhawatiran ketika siaran perdana Radio Suara Muslim Surabaya pada 1 Ramadan 1431 H lalu. Ya, siaran perdana Radio Suara Muslim Surabaya dimulai usai salat Subuh hari pertama Ramadan sepuluh tahun silam.
Nama programnya adalah Tilawah by Phone. Abdul Kohar selaku Program Director Radio Suara Muslim menceritakan suasana saat itu.
“Program ini sangat mengandalkan interaktif pendengar melalui telepon, karena jika tak ada penelepon berarti penyiar akan tilawah sendiri hingga akhir acara. Karena itu, kami khawatir sekali program ini akan gagal di hari pertama. Sementara penyiarnya pun masih pemula, belum punya pengalaman siaran. Ditambah lagi waktunya selepas salat Subuh, yang biasanya masyarakat malah tidur usai makan sahur,” tutur Abdul Kohar yang sejak awal sudah bergabung di Radio Suara Muslim Surabaya.
Butuh penyiar sekaligus ustaz pengajar Al-Qur’an
Tilawah by Phone, masih kata Abdul Kohar, adalah sebuah program pembelajaran baca Al-Qur’an. Caranya, pendengar menelepon lalu bertilawah untuk dikoreksi kualitas bacaannya oleh penyiar sekaligus sebagai narasumbernya. Program ini bertujuan memberikan sarana belajar bagi pendengar yang ingin belajar Al-Qur’an, tetapi terkendala tempat, jarak maupun waktu belajar.
Program ini sangat spesifik. Butuh penyiar sekaligus merangkap sebagai narasumber yang menguasai ilmu tajwid. Dan sejak pertama kali mengudara hingga kini, program ini dipercayakan untuk diasuh oleh Ustaz Heri Rifhan Halili atau yang akrab disapa Ustaz Rifhan.
“Ustaz Rifhan dipilih karena sebelumnya adalah pengajar di Griya Al-Qur’an dan telah menghafal Al-Qur’an 30 juz. Selain itu, gaya bicaranya juga sangat santun dan sabar, sangat pas untuk mengasuh acara pembelajaran seperti Tilawah by Phone,” jelas Abdul Kohar.
Sebagai penyiar pemula yang tampil perdana di Radio Suara Muslim, yang saat itu masih mengggunakan nama udara SHAM FM, tentu saja Ustaz Rifhan dilanda kecemasan jelang acara.
Meski telah mendapatkan arahan dari Program Director, jika tidak ada interaksi dari pendengar, sebagai host dia harus tilawah sendiri sambil menunggu pendengar menelepon, dan itu bukanlah hal yang sulit bagi Ustaz Rifhan yang telah hafal Al-Qur’an 30 juz di luar kepala. Tapi tentu saja Tilawah by Phone adalah sebuah acara radio yang harus mendapat respons langsung saat itu juga dari pendengar, atau jika tidak dia akan mati kutu.
Penelepon pertama adalah tunanetra
Kejutan terjadi saat Radio Suara Muslim open mic pertama kalinya lewat program Tilawah by Phone. Undangan Ustaz Rifhan agar pendengar menelepon dan bertilawah, langsung direspons oleh seorang pendengar bernama Jumali dari Margorejo, Surabaya. Belakangan diketahui jika Jumali adalah tunanetra yang menggemari murattal dan gemar mengaji Al-Qur’an.
“Bagi tunanetra seperti Jumali, keberadaan radio terutama dengan konten agama sangat membantu. Informasi yang bisa mereka akses ya hanya radio ini. Radio adalah teman terbaik mereka,” ungkap Abdul Kohar yang di tahun awal merangkap tugas sebagai produser, penyiar, dan gatekeeper.
Melalui Tilawah by Phone ini, banyak orang terbantu untuk belajar membaca Al-Qur’an. Ustaz Rifhan menjelaskan teknisnya.
“Di menit-menit awal, saya menjelaskan bab-bab hukum tajwid. Lalu saya bacakan beberapa ayat contoh terkait. Nah, setelah jeda barulah saya menerima penelepon yang mau membaca ayat-ayat yang sudah saya pilih. Kalau istilah di pesantren, mereka menyetorkan bacaan,” papar ustaz muda lulusan Ponpes Tahfidz Ibnu Mas’ud Jember dan Ponpes Karangasem Lamongan ini.
Peserta tilawah dari seluruh Indonesia
Pada perjalanannya, masih kata Rifhan, penelepon tak hanya dari Surabaya saja. Ada yang dari Bandung, Yogya, Riau, Medan, dan Kalimantan.
“Banyak penelepon lansia yang bersemangat belajar Al-Qur’an di radio ini. Ada yang usia 60-an tahun dan bahkan 78 tahun. Meski sudah terkendala nafas dan pengucapan, mereka tak pernah ketinggalan program ini,” ungkap mubalig muda yang sedang menyelesaikan doktoral Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang ini.
Setelah satu dekade, program Tilawah by Phone ini tidak hanya diminati kaum dewasa dan lansia.
“Belakangan banyak anak ikut menelepon sambil menyetorkan bacaannya ke Ustaz Rifhan. Kami sangat bersyukur betapa animo masyarakat sangat tinggi,” tandas Abdul Kohar.
Tepat 10 tahun, Radio Suara Muslim mengajak Anda semua untuk terus menggiatkan media dakwah ini. Ramadan di tengah wabah Covid-19 ini jangan sampai menyusutkan gerak langkah kita semua. Dukungan Anda untuk Radio Suara Muslim memastikan kemajuan syiar media Islam.
Berikan donasi terbaik Anda untuk kemajuan Radio Suara Muslim. Dapat Anda salurkan melalui transfer ke Bank Syariah Mandiri nomor rekening 7447 444 008 atas nama Donasi Media Dakwah, Bank Syariah Mandiri (Kode Bank 451). Konfirmasikan ke nomor 0813 3322 2487.
Jika Anda memiliki kisah yang berkesan dengan Suara Muslim, jangan ragu untuk mengirimkan ke kami di email redaksi@suaramuslim.net dan Whatsapp 0813 3322 2487.