SURABAYA (Suaramuslim.net) – Masyarakat dikejutkan dengan pernyataan Anggota DPD Papua terpilih, Yorris Raweyai yang mengklaim adanya tuntutan pembubaran Barisan Anshor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) oleh pengunjuk rasa di Sorong, Papua. Hal ini tidak terlepas dari buntut aksi beberapa ormas di Surabaya.
Sebelumnya, Yorris Raweyai mengungkapkan tujuh tuntutan di Papua terkait gejolak belakangan. Tuntutan-tuntutan itu, menurutnya juga sudah disampaikan ke Menko Polhukam Wiranto saat yang bersangkutan ke Papua beberapa waktu lalu.
“Banser tidak mungkin dibubarkan karena ini milik Nahdhatul Ulama (NU) dan bahkan sudah berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia,” ujar Faridz Afif selaku Ketua PC GP Ansor Kota Surabaya saat dihubungi Suaramuslim.net, Senin (26/8) menanggapi hal itu.
Gus Faridz, sapaan akrabnya, melanjutkan bahwa tidak benar Banser NU bertindak rasisme terhadap beberapa mahasiswa Papua.
“Banser tidak ikut aksi di lokasi Kalasan (tempat aksi). Beberapa warga yang ikut kemarin itu ya oknum yang ikut aksi, namun tidak atas nama Banser Surabaya,” tambahnya.
Dia mengungkapkan bahwa beberapa oknum Banser memang datang ke lokasi aksi, mereka melihat kok ada rame-rame, kemudian datang ke lokasi yang kebetulan memang dekat rumah mereka.
“Karena begini, kalau Banser yang memakai jaket, itu bisa saja hanya simpatisan Banser, karena jaket itu bisa beli di mana-mana, tapi kalau pakai PDL banser itu pasti kader Banser,” tegasnya.
Gus Faridz mengakui, pada hari kedua memang ada anggota Banser NU yang datang ke asrama mahasiswa Papua. Namun, mereka yang datang sama sekali tidak mengenakan atribut Banser. Kedatangan anggota Banser tersebut hanya untuk memantau dan membantu aparat kepolisian, jika sewaktu-waktu tenaganya dibutuhkan.
“Mereka hanya melihat bukan ikut menggeruduk. Ada yang hanya jaketan, topian, hanya melihat situasi dan kondisi. Sudah saya perintahkan agar memberikan bantuan kepada aparat yang berwajib. Nggak ada yang melakukan provokasi ataupun terprovokasi,” pungkasnya.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nashir