BANDA ACEH (Suaramuslim.net) – Lintas Komunitas yang terdiri dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) wilayah Turki, Majalah Sicupak, Ikatan Masyarakat Aceh Turki (IKAMAT), Mentari dari Turki pada Selasa (20/8), menggelar acara peringatan 480 tahun hubungan persaudaraan Aceh dan Turki yang bertempat di Komplek Makam Syeikh Baba Daud Ar Rumiy (Tgk. Chik Di Leupue), Gampong Mulia, Kota Banda Aceh. Acara ini turut didukung oleh pemerintah Gampong Mulia.
Teuku Farhan selaku koordinator acara mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan untuk memperkenalkan sejarah hubungan persaudaraan antara Aceh dan Turki yang sudah terbina secara resmi sejak tahun 1539 Masehi pada masa Sultan Alauddin Al Qahhar.
“Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan sejarah hubungan Aceh dengan Turki yang sangat erat. Di antara bukti adalah banyaknya situs makam ulama yang berasal dari Turki seperti Syeikh Baba Daud Al Jawiy Ar Rumiy ini. Selain itu, untuk mempererat silaturahim antar warga Gampong dan mendorong pemerintah Gampong agar menjadikan salah satu situs makam Baba Daud Rumiy ini menjadi destinasi wisata sejarah peradaban Islam di Aceh,” jelas Teuku Farhan.
Acara yang dipandu oleh Mujiburrizal dari Majelis Pariwisata Aceh ini dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Quran oleh Tgk. Takdir Feriza Hasan yang pernah mendapat juara pertama dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran Internasional di Turki.
Sebelumnya para peserta yang terdiri dari warga Gampong Mulia, mahasiswa Indonesia yang kuliah di Turki, dan masyarakat umum larut dalam doa dan zikir bersama yang dipimpin oleh Ustaz Zul Arafah yang diperuntukkan kepada para syuhada khususnya kepada ulama Aceh, syeikh Baba Daud Rumiy.
Tausiah sejarah yang diisi oleh Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA dan ditutup dengan testimoni blogger asal Turki yang sedang mengikuti program Mentari dari Turki yang diselenggarakan oleh PPI Turki.
Darlis Aziz selaku ketua PPI Turki berharap kegiatan ini dapat dijadikan agenda tahunan oleh pihak Gampong untuk menjadikan Gampong Mulia sebagai salah satu desa wisata.
Literasi dan informasi tentang Gampong Mulia saat ini masih sangat minim. Menurut pengakuan warga Gampong, sejarah Gampong Mulia dan Syeikh Baba Daud ini banyak yang tidak tahu. Bahkan sebelum tsunami sempat beredar kabar bahwa makam Baba Daud adalah makam saudagar mualaf asal negeri Cina. Sampai akhirnya setelah tsunami yang mengatakan bahwa ini adalah makam ulama Aceh asal Turki.
“Kami sangat berharap kalangan akademisi dapat membantu kami untuk terus melakukan penelitian terhadap situs-situs sejarah agar kami tahu asal usul Gampong Mulia dan Syeikh Baba Daud,” ungkap Syukriadi, Keuchik Gampong Mulia.
Edanur Yıldız & Elif Kübra Genç, blogger asal Turki yang mengikuti acara dalam testimoninya menyampaikan kekagumannya kepada Aceh dan akan menceritakan indahnya dan ramahnya warga Aceh kepada publik di Turki.
“Aceh dan Turki memiliki hubungan yang tidak mungkin dipisahkan. Kami akan menceritakan keramahtamahan warga Aceh kepada publik Turki,” kata Elif yang merupakan salah satu selebram populer di Turki dengan seratus ribu jumlah pengikut di akun instagramnya @elifkubragenc.
Walikota Banda Aceh, H. Aminullah Usman SE. Ak, MM juga turut hadir dan memberi sambutan.
“Alhamdulillah, kami sangat mengapresiasi atas inisiasi komunitas dalam menggelar acara ini. Ke depan kami akan menambah fasilitas di dalam area komplek makam Baba Daud ini untuk kenyamanan pengunjung dalam berziarah. Kami sangat mendukung, situs sejarah makam ulama besar Aceh ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah,” ungkap Aminullah yang meresmikan rehab komplek makam Baba Daud ini pada 2018 lalu.
Acara ditutup dengan foto bersama dan sajian khanduri khas Aceh, kuah belangong yang dipersembahkan secara gotong royong oleh warga Gampong. Gampong Mulia meraih juara pertama lomba idang se-Banda Aceh.
Editor: Muhammad Nashir