TEPI BARAT (Suaramuslim.net) – Pasukan Israel telah menembak mati seorang wanita Palestina setelah ia diduga berusaha menikam mereka di sebuah pos pemeriksaan antara Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem, menurut petugas medis dan media setempat.
Wanita itu meninggal karena luka-lukanya setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arahnya di pos pemeriksaan militer Qalandia antara kota Ramallah di Tepi Barat pusat dan Yerusalem Timur pada hari Rabu (18/9) pagi.
Sebuah video dari insiden yang beredar di media lokal menunjukkan personil keamanan Israel menembak seorang wanita di dekat kaki.
🇵🇸#Palestine || Israeli occupation soldiers shot Palestinian woman on Qalandia military checkpoint.
قوات الاحتلال تطلق النار على سيدة فلسطينية على حاجز قلنديا شمال القدس المحتلة. pic.twitter.com/rrm59HWpwN
— Humans of Palestine (@HOPalestine) September 18, 2019
Menurut kantor berita resmi Palestina WAFA, pasukan Israel menembaki wanita itu – yang belum diidentifikasi – dan melukai dia meskipun dia “tidak menimbulkan ancaman.”
Saksi mata mengatakan kepada media lokal lain bahwa wanita itu dibiarkan berdarah di sisi jalan untuk “waktu yang lama” sebelum diangkut ke rumah sakit di Yerusalem, tempat dia dinyatakan meninggal.
Kementerian Kesehatan Palestina kemudian mengkonfirmasi bahwa ia menyerah pada lukanya.
Juru bicara kepolisian Israel Micky Rosenfeld mengatakan wanita itu telah mendekati pasukan keamanan di bagian kendaraan pos pemeriksaan, mengabaikan panggilan untuk berhenti dan menarik pisau sebelum ditembak di kaki.
Polisi membagikan gambar pisau bergagang kuning yang menurut mereka dipegangnya.
Sejumlah kelompok hak asasi manusia lokal dan internasional telah mengemukakan kekhawatiran bahwa pasukan keamanan Israel telah menggunakan kekuatan berlebihan ketika menghadapi orang-orang Palestina yang melakukan serangan atau diduga melakukan hal itu.
Polisi Israel melonggarkan peraturan senjata api terbuka pada tahun 2015, yang memungkinkan petugas melepaskan tembakan dengan amunisi langsung pada mereka yang melempar batu atau bom api sebagai pilihan awal, tanpa harus menggunakan senjata tidak mematikan terlebih dahulu.
Insiden itu terjadi sehari setelah Israel mengadakan pemilihan umum yang melihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan penantang utamanya Benny Gantz bersaing ketat untuk memimpin perundingan tentang pembentukan pemerintah baru.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir