GAZA (Suaramuslim.net) – Pemuda Palestina di Jalur Gaza menggelar aksi protes pada Kamis (30/1) untuk menentang rencana perdamaian Timur Tengah yang diumumkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Nebil Diyab, anggota Gerakan Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa “Kesepakatan Abad Ini” tidak akan diterima.
“Kami di sini untuk mengumumkan komitmen kami terhadap nilai-nilai Palestina yang tidak berubah dan penolakan terhadap apa yang disebut perjanjian damai,” kata Diyab.
Salah seorang demonstran, Hilal Farac, mengatakan mereka mengadakan rapat umum untuk mengecam rencana tersebut.
“Yerusalem adalah ibu kota abadi Palestina. Kami tidak akan pernah mengakui Israel,” tambah dia.
Pada hari Selasa (28/1), Presiden AS Donald Trump merilis rencananya untuk mengakhiri pertikaian Israel-Palestina di Gedung Putih. Trump didampingi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, tanpa kehadiran pejabat Palestina.
Selama acara tersebut, Trump menyebut Yerusalem sebagai “ibu kota Israel yang tidak terbagi.”
Rencana perdamaian itu, secara sepihak membatalkan resolusi-resolusi PBB sebelumnya tentang masalah Palestina. Selain itu, rencana Trump tersebut menyarankan agar Palestina memberikan hampir semua yang selama ini diinginkan oleh Israel.
Berdasarkan proposal perdamaian itu, Trump menyatakan Yerusalem tetap menjadi ibu kota Israel. Sementara, Yerusalem Timur menjadi ibu kota Palestina dengan perjanjian wilayah bersama.
Palestina akan mendapatkan wilayah teritorial di dekat Gaza sebagai kompensasi hilangnya 30 persen wilayah mereka di Tepi Barat. Selain itu, Gaza dan Tepi Barat akan dihubungkan dengan transportasi kereta api berkecepatan tinggi. Lembah Yordan yang merupakan sepertiga dari Tepi Barat tetap menjadi bagian dari Israel.
Dalam proposal perdamaian itu, Trump menawarkan pembentukan negara Palestina yang tidak dikontrol oleh Israel secara menyeluruh di beberapa daerah. Namun, untuk mendapatkan kemerdekaan Trump memberikan syarat kepada Palestina agar membubarkan kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza.
Sumber: Anadolu Agency