JAKARTA (Suaramuslim.net) – Pihak Kementerian Luar Negeri RI telah mendapatkan konfirmasi bahwa satu warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma, Italia dan bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB.
Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam pesan singkat yang diterima Suaramuslim.net, Senin (11/3).
Sebelumnya, satu warga negara Indonesia termasuk di antara 157 korban meninggal kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, yang jatuh pada Ahad (10/3) di dekat Addis Ababa, Ethiopia, dalam perjalanan menuju Nairobi, Kenya.
Terkait dengan kecelakaan pesawat itu, Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban atas kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa, termasuk di antaranya satu orang WNI.
Sementara itu, Duta Besar RI di Roma Esti Andayani telah bertemu dengan keluarga WNI yang menjadi korban kecelakaan pesawat itu dan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Roma akan terus berkordinasi dengan keluarga korban serta KBRI Addis Ababa dan Kantor WFP di Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga.
Menurut laporan Reuters, ‘CEO’ Ethiopian Airlines mengungkapkan kepada para wartawan bahwa di antara 157 korban meninggal dunia terdapat sejumlah warga dari sedikitnya 30 negara, termasuk Indonesia.
Selain WNI, daftar kewarganegaraan penumpang yang menjadi korban, yakni Kenya 32 orang, Kanada 18 orang, Ethiopia 9 orang, China 8 orang, Italia 8 orang, Amerika Serikat 8 orang, Prancis 7 orang, Inggris 7 orang, Mesir 6 orang, Jerman 5 orang, India 4 orang, Slovakia 4 orang; dan Austria, Rusia, Swedia masing-masing 3 orang; dan warga Spanyol, Israel, Maroko, Polandia masing-masing 2 orang.
Selanjutnya, Belgia, Djibouti, Irlandia, Mozambik, Norwegia, Arab Saudi, Rwanda, Sudan, Somalia, Serbia, Togo, Uganda, Yaman, Nepal, Nigeria, dan satu orang pemegang paspor PBB.
Reporter: Teguh Imami
Editor: Muhammad Nahsir