JAKARTA (Suaramuslim.net) – Fenomena kelangkaan gas elpiji 3 kg mendapat sorotan dari Yayayan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Menurut Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, hal itu terjadi karena adanya penyimpangan distribusi.
“Gas elpiji 3 kg yang seharusnya untuk orang miskin/keluarga tidak mampu, tapi keluarga mampu ikut nimbrung menggunakannya. Atau sektor bisnis seperti restoran ikut mencecap gas 3 kg untuk keperluan bisnisnya,” ujar Tulus.
Sementara, imbuhnya, di satu sisi kuota tetap, di sisi lain konsumennya bertambah. Jadinya kuota kurang sehingga di lapangan terjadi kekurangan pasokan.
Tulus menawarkan tiga solusi paling rasional untuk mengatasi kelangkaan elpiji 3 kg saat ini.
“Kembalikan distribusi gas elpiji 3 kg menjadi distribusi tertutup, dengan kartu kendali seperti dulu pada 2004 sehingga nantinya hanya rumah tangga miskin (sesuai DTKS Kemensos). Itulah yang boleh dan bisa beli gas elpiji 3 kg yaitu rumah tangga miskin dan sektor UKM UMKM,” jelas Tulus.
Menurut Tulus pemerintah juga bisa menambah pasokan tabung gas elpiji 3 kg.
“Kalau pemerintah mau dan berani, ya monggo. Artinya kan pemerintah harus menambah pagu subsidi untuk gas elpiji,” tambahnya.
Perlu juga, imbuh Tulus, adanya penegakan hukum bagi sektor bisnis dan industri yang menyalahgunakan atau bahkan pihak-pihak tertentu yang melakukan oplos.
“Sederhana saja persoalannya. Pemerintah punya nyali nggak untuk menerapkan distribusi tertutup? Atau pemerintah punya uang tidak untuk menambah pagu subsidi?” Tanya Tulus.
“Jangan dibiarkan masyarakat berjibaku hanya untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg,” pungkasnya.