10 Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia

10 Tradisi Unik Menyambut Bulan Ramadan di Indonesia

Tradisi Nyadran di Jawa. Foto: inibaru.id

Suaramuslim.net – Seperti kita ketahui, Indonesia memiliki berbagai suku yang tersebar dari Sabang sampai Marauke dan masing-masingnya mempunyai kebudayaan unik. Pada satu sisi, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak di dunia.

Kedua hal ini memunculkan tradisi unik di Tanah Air saat menyambut puasa Ramadan, bulan suci bagi umat Islam. Setiap suku mempunyai cara berbeda-beda untuk menyambut bulan yang mewajibkan muslim berpuasa penuh ini. Tradisi ini sudah ada sejak zaman kerajaan Islam di Indonesia.

Inilah 10 tradisi unik yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan.

1. Tradisi nyadran di Jawa

Nyadaran merupakan serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Kegiatan Nyadran meliputi pembersihan makam keluarga/kerabat terdekat, tabur bunga, dan mendoakan keluarga/kerabat yang sudah tiada.

Nyadran sendiri sudah ada sejak zaman kerajaan, pada saat itu para walisongo berusaha meluruskan kepercayaan masyarakat Jawa tentang pemujaan roh yang dalam agama Islam ditentang karena dianggap musyrik.

Para wali tidak menghapus tradisi yang sudah ada melainkan meluruskan dan menyelaraskan dengan agama Islam, dengan cara pembacaan ayat suci Al-Qur’an, tahlil, dan doa. Hingga saat ini tradisi nyadran ini masih ada dan dilakukan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Jawa untuk menyambut bulan suci Ramadan.

2. Tradisi meugang di Aceh

Tradisi meugang merupakan tradisi menyembelih hewan kurban baik sapi maupun kambing yang dilaksanakan tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Biasanya menjelang satu hari sebelum Ramadan masyarakat menyembelih sapi atau kambing bahkan ayam dan bebek juga disembelih untuk dimasak dan dimakan bersama keluarga, kerabat, dan yatim piatu di Aceh.

Tradisi meugang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu tepatnya pada masa Kerajaan Aceh (1607-1636M). Pada saat itu, Sultan Iskandar Muda memotong hewan dalam jumlah yang banyak dan dagingnya dibagikan kepada semua rakyatnya. Hal ini ditujukan untuk mengungkapkan rasa syukur atas makmurnya rakyat Sultan Iskandar Muda.

Tradisi meugang sudah mengakar pada masyarakat Aceh sehingga tradisi ini terus dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan dan di kesempatan lainnya walaupun, pada saat penjajahan Belanda tradisi ini sempat terhenti.

3.  Tradisi padusan

Tradisi unik menyambut bulan Ramadan yang lainnya adalah Padusan. Tradisi unik ini merupakan kegiatan mandi dengan niat membersihkan atau menyucikan diri sebelum datangnya bulan Ramadan.

Tradisi padusan ini biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti pantai, sungai ataupun sendang. Padusan tentunya sudah tidak asing lagi di telinga orang-orang Jawa. Ketika tradisi padusan, orang akan berbondong-bondong ke sebuah tempat pemandian untuk mandi dan berendam. Mereka percaya air bisa menyucikan diri dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

4. Tradisi megengan di Jawa Timur

Tradisi unik menyambut bulan Ramadan satu ini beda lagi, megengan merupakan tradisi membagikan kue apem dan makanan-makanan ringan lainnya. Megengan diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada saat penyebaran agama Islam di Jawa Timur. Megeng berasal dari kata megeng yang berarti menahan, hal ini dikaitkan dengan bulan puasa yang identik dengan menahan lapar dan haus serta menahan hawa nafsu.

5. Tradisi dugderan di Semarang

Dugderan merupakan tradisi masyarakat Semarang sejak 1881 untuk menentukan awal puasa di bulan Ramadan karena adanya perbedaan penentuan Ramadan di masa itu. Kini, tradisi Dugderan sudah menjadi semacam pesta rakyat.

Meskipun sudah jadi semacam pesta rakyat berupa Tari Japin, arak-arakan (karnaval), hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang, tapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap jadi puncak Dugderan. Sebelum acara tabuh bedug, biasanya ada karnaval yang diawali pemberangkatan peserta dari Balai Kota dan berakhir di Masjid Kauman (masjid Agung), dekat Pasar Johar.

Selain bunyi bedug dan meriam itu, di dalam pesta rakyat Dugderan ada juga maskot Dugderan yang dikenal dengan istilah “Warak Ngendog.” Warak Ngendog adalah sebuah mainan jenis binatang rekaan yang bertubuh kambing dan berkepala naga dengan kulit seperti bersisik dibuat dari kertas warna-warni yang terbuat dari kayu juga dilengkapi beberapa telur rebus sebagai lambang bahwa binatang itu sedang ngendog (bertelur dalam bahasa Indonesia).

Ketika diselenggarakan Dugderan pertama kali, Semarang sedang krisis pangan dan telur merupakan makanan mewah.

6. Tradisi balimau

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. 

Latar belakang dari Balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.

Secara lahir, menyucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih karena nggak ada sabun, banyak wilayah kekurangan air, sibuk bekerja, dan lain-lain. Saat itu, pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis) karena bisa melarutkan minyak atau keringat di badan.

7. Tradisi dandangan

Walaupun masih di tanah Jawa tradisi menjelang bulan puasa di tiap daerah pasti berbeda-beda. Di Kudus, Jawa Tengah tradisi Dandangan selalu mengisi acara menjelang bulan puasa.

Tradisi Dandangan ini sudah ada sejak 400an tahun lalu yang dimulai dari zaman Sunan Kudus. Acara pesta rakyat ini selalu dihadiri oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya. Dandangan ini digelar dengan pasar malam yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga.

8. Tradisi ziarah kubro di Palembang

Ziarah Kubro merupakan tradisi Bulan Ramadan unik dari Palembang, Sumatra Selatan untuk menyambut bulan Ramadan yang merupakan sebuah pawai berjalan beriringan dari satu makam ulama serta pendiri Kesultanan Palembang Darussalam ke makam-makam lainnya dan berakhir di kompleks pemakaman Kesultanan Palembang Darussalam.

9. Tradisi nyorog di Betawi

Tradisi Nyorog merupakan tradisi unik Ramadan khas Betawi yang dilakukan setiap memasuki bulan Ramadan. Nyorog adalah kegiatan membagikan bingkisan ke anggota keluarga atau tetangga dalam rangka menyambut bulan Ramadan.

Tradisi unik ini biasanya dilakukan orang yang lebih muda ke orang yang usianya lebih tua, tujuannya meminta restu kelancaran ibadah puasa selama di bulan Ramadan.

10. Tradisi pesta baratan di Jepara

Pesta Baratan merupakan salah satu tradisi karnaval masyarakat Jepara yang erat kaitannya dengan Ratu Kalinyamat.Kegiatannya yaitu setelah salat Magrib umat Islam desa setempat tidak langsung pulang. Mereka tetap berada di Masjid untuk berdoa bersama dan membaca surat Yasin yang dibaca 3 kali secara bersama-sama dilanjutkan salat Isya berjamaah.

Tradisi Pesta Baratan rutin dilaksanakan setiap tanggal 15 Sya’ban yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban (15 hari sebelum datangnya bulan Ramadan).Tradisi ini sudah lama dilakukan sejak zaman Kerajaan Kalinyamat.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment