5 Respons Orang Tua yang Diharapkan Si Kecil

5 Respons Orang Tua yang Diharapkan Si Kecil

Ayah, Ibu, dan Kedua anak. Foto: Siedoo.com

Suaramuslim.net – Memasuki usia 2 tahun, bunda akan mendapati sebuah ledakan bahasa yang ditunjukkan oleh si kecil. Wah, dia semakin jago bicara dan semakin menyenangkan diajak ngobrol. Bunda tentu bahagia dengan pencapaiannya ini. Mereka mengulangi apa saja yang bunda katakan, berkali-kali mengucapkan kata-kata favoritnya, atau menunjuk ini itu dan menyebutkan nama bendanya.

Akan tetapi, ada kalanya saat bunda lelah atau terlalu sibuk, bunda jadi merasa ia terlalu ‘berisik.’ Nah, jangan jadikan ini sebuah alasan untuk mengabaikannya saat mengajak bunda bicara ya. Jangan sampai juga bunda hanya sekadar menanggapi obrolan si kecil sekenanya saja lantaran sedang disambi dengan memasak, bersih-bersih rumah, menyelesaikan pekerjaan, atau main gawai.

Karena, sejatinya, anak-anak mengajak orang tuanya bicara bukan hanya karena mereka butuh menyampaikan sesuatu, akan tetapi mereka ingin mendapat perhatian dari bunda dan memastikan bahwa bunda adalah sosok yang benar-benar selalu ‘ada’ untuknya.

Seperti yang disampaikan Dr. Ely Weinschneider, Psy.D., psikolog klinis yang fokus pada hubungan dan pengasuhan di New Jersey, AS, yang menyebut, “Saya pikir kita sering berbicara dengan anak-anak kita, tetapi tidak benar-benar mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan kepada mereka.”

Ely menyimpulkan orang tua yang baik adalah orang tua yang meluangkan waktu untuk secara aktif mendengarkan anak-anak mereka atau active listening.

Ely menambahkan ketika mereka tahu bahwa kita mendengar mereka, menganggap pendapat mereka penting, dan kita benar-benar peduli dengan apa yang mereka rasakan dan percayai, mereka akan lebih terbuka kepada kita.

Nah, sekalipun sederhana, respons-respons ini ternyata sangat diharapkan oleh balita:

1. Tangkap perasaannya

Fokus pada emosi yang bunda pikir sedang dialami anak-anak. Misal, ia memanggil bunda dan berkata, “Bunda, lihat! Lompat-lompat gini!” Ia ingin menunjukkan pada bunda bahwa ia bisa melompat. Nah, pada saat ini, jangan diam saja. Ia ingin bunda menangkap perasaannya. Maka, ucapkan, “Waaah, kamu sedang lompat-lompat. Kamu kelihatan senang sekali lompat-lompat begitu.”

Respons ini menunjukkan kepedulian bunda terhadap perasaan si kecil. Ia akan meyakini bahwa bundanya selalu mengerti apa yang ia rasakan.

2. Ulang kembali yang ia katakan

Teknik parafrase ini berupa rangkuman atas apa yang bunda dengar dari si kecil. Intinya, bunda mengulang kembali apa yang dikatakan olehnya. Misal, saat ia berkata, “Bunda, nggak bisaaa!” Saat ia tidak berhasil memasang balok mainannya.

Bunda bisa merespons dengan, “Oh kamu kesulitan memasang yang ini?” Respons ini menunjukkan bahwa bunda memahami apa yang disampaikan oleh si kecil. Ia jadi merasa aman dengan kehadiran bunda karena yakin bahwa ada orang yang selalu memahaminya.

3. Bertanya Kembali

Ia tiba-tiba datang pada bunda sambil menutup kedua matanya, “Bunda takut, di kamar gelap, ada monster!” Alih-alih meremehkan atau menyanggah yang ia katakan dengan kalimat, “Nggak mungkin, mana ada monster di kamar?” Bunda bisa meresponsnya dengan, “Kamu merasa takut di kamar yang gelap karena berpikir ada monster?”

Dengan bertanya kembali, bunda mengonfirmasi pemahaman bunda atas apa yang ia katakan. Di samping itu, pertanyaan bunda juga membantu untuk membuka jendela diskusi yang lebih luas tentang hal yang membuatnya takut.

4. Menerima emosinya

Saat bunda hendak berangkat bekerja, tiba-tiba si kecil menangis dan berkata, “Bunda nggak usah kerja. Aku benci bunda kerja.”

Tenang, jangan terlalu diambil hati dulu. Ini sebetulnya adalah caranya menyampaikan pada bunda bahwa ia tidak ingin berpisah dengan bunda.

Bunda bisa meresponsnya dengan kalimat, “Sedih ya, kalau harus berpisah. Bunda tahu. Bunda juga sedih harus berpisah dulu sama adik. Tapi, nanti sore bunda pasti pulang dan bisa main lagi sama adik.”

Penerimaan emosi ini selain membuat ia merasa dimengerti, juga mampu meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.

5. Pelukan dan elusan

Kadang-kadang, tak harus semua hal dijawab dengan kata-kata. Pelukan dan elusan kadang mampu menjawab keresahan, kemarahan, kesedihan, atau kekecewaan yang disampaikan oleh si kecil pada bunda. Tenangkan ia dengan memeluk atau mengelus, sambil berkata, “Ohhh gitu ya, bunda tahu.” Atau “Bunda di sini.”

Sumber: Parenting.co.id

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment