Presiden RI Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh melalui Keputusan Presiden Nomor 123/TK/2018. Keputusan itu ditandatangani pada 6 Nopember 2018 dengan pedoman UU 20/2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Berikut enam tokoh yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional tersebut:
1. Abdurrahman Baswedan (Yogyakarta)
Kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini termasuk dalam 111 perintis pers nasional. Ia menyatukan pemuda keturunan Arab untuk mengucapkan Sumpah Pemuda mendukung kemerdekaan yang melahirkan Persatoean Arab Indonesia.
Ia terdaftar sebagai diplomat pertama Indonesia yang sukses mendapatkan pengakuan secara de facto dan de jure di Mesir.
2. Kasman Singodimedjo (Jawa Tengah)
Ketua Komite Nasional Indonesia Pusat. Salah satu anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Menjabat Jaksa Agung Indonesia pada 1945 hingga 1946 dan Menteri Muda Kehakiman pada era perang kemerdekaan. Tokoh Muhammadiyah ini pernah menjadi Ketua Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
3. Depati Amir (Bangka-Belitung)
Sosok patriot yang berjuang membela rakyat Bangka melawan Belanda. Ia diasingkan ke Pulau Timor. Namun perjuangannya tidak terhenti meski di daerah pengasingan. Ia menjadi penasehat raja-raja Timor berjuang melawan Belanda dan berjasa dalam penyebaran agama Islam di Pulau Timor.
4. KH Sjam’un (Banten)
Ia pernah bergabung dengan kelompok Pembela Tanah Air (PETA) bersama Kasman Singodimedjo. Kiai Sjam’un bergerilya bersama Tentara Keamanan Rakyat. Ia memperoleh pangkat Brigadir Jenderal. Bagi masyarakat Banten, namanya harum sebagai Bupati Serang pasca kemerdekan Indonesia.
5. Andi Depu (Sulawesi Barat)
Hajja Andi Depu Maradia Balanipa Mandar merupakan srikandi Indonesia yang menjadi Arajang Balanipa pertama kali dalam kelaskaran Kris Muda Mandar. Seharusnya kursi itu dijabat para kaum lelaki. Ketua Operasi Gerakan Wanita Mandar, Fujingkai.
6. Muhammad Noor (Kalimantan Selatan)
Cicit Raja Banjar Sultan Adam al-Watsiq Billah. Pejuang yang memimpin Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan pada 1945-1949. Pernah ikut panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada masa kemerdekaan.
Menteri Pekerjaan Umum pada masa Soekarno. Ia meloloskan sejumlah karya di Kalimantan Selatan. Misalnya pembangunan waduk Riam Kanan dan mengembangkan PLTA Riam Kanan pada masa 1970-an.