6 Tanda Bayi Siap Makan, Persiapan Untuk MPASI

6 Tanda Bayi Siap Makan, Persiapan Untuk MPASI

6 Tanda Bayi Siap Makan, Persiapan Untuk MPASI
Ilustrasi bayi memakan kue.

Suaramuslim.net – Menyusui adalah tahapan penting di 1000 hari pertamanya karena memiliki peran penting dalam tumbuh kembangnya. Bahkan dalam Al Quran Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 2 yaitu, “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan,” Artinya, tahap menyusui ini jangan sampai terlewatkan jika tidak ada alasan medis yang membahayakan nyawa si ibu atau anaknya.

Di dunia ini, tak ada makanan yang nutrisinya selengkap ASI untuk memenuhi kebutuhan tubuh kita. Namun, ASI memiliki kandungan nutrisi maksimal hanya sampai 6 bulan. Itulah alasan bayi tidak membutuhkan makanan tambahan jika bunda mampu memenuhi kebutuhan ASInya.

Nah, pasca usia 6 bulan maka perlu kita ketahui bahwa kebutuhan tubuh terhadap nutrisi juga semakin kompleks. Seiring dengan pertumbuhan fisik bayi yang mulai tumbuh gigi, mulai belajar duduk dan mengoordinasikan fungsi panca indera yang mereka miliki. Namun perlu diketahui sebelum melakukan tahap pemberian MPASI pada bayi sangat dibutuhkan pengetahuan tentang kesiapan bayi untuk makan. Menuju persiapan MPASI si kecil maka bunda perlu memperhatikan 6 tanda bayi siap makan berikut ini!

1. Berusia 6 bulan keatas

Kebutuhan bayi terhadap makanan di usia 0- 6 bulan cukup terpenuhi dengan ASI (Air Susu Ibu). Dan jumlah ASI akan semakin meningkat seiring bertambah usia bayi. Hal ini menyesuaikam ukuran lambung bayi yang tidak terlalu besar. Jadi, para orang tua tidak perlu khawatir jika anak usia di bawah 6 bulan hanya diberi ASI tanpa tambahan makanan yang lain. Karena ASI sudah memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuhnya. Selain itu, kesiapan organ yang mendukung untuk melakukan sistem pencernaan sedang mengalami proses penyempurnaan seiring dengan perkembangan si bayi.

Setelah usia 6 bulan, kebutuhan nutrisi bayi semakin kompleks. Sehingga diperlukan asupan dari luar ASI yakni makanan pendamping ASI. Selain itu, organ bayi di usia 6 bulan sudah cukup siap untuk menerima asupan selain ASI seperti bubur, nasi lembek dan semacamnya. Kemmapuan bayi dalam hal mengenali lingkungan sekitarpun semakin banyak. Itulah MPASI diberikan saat bayi usianya mencapai 6 bulan. Meski ada beberapa kasus tertentu bayi bisa diberikan MPASI lebih dini dengan saran dokter.

2. Bisa duduk dengan bantuan yang sangat sedikit

Indikator kesiapan bayi makan tak hanya dilihat dari usia saja. Perkembangan bayi pada tahapan- tahapan selanjutnya juga perlu diperhatikan. Khususnya kemampuan untuk bisa makan dengan posisi duduk. Karena hal ini selain sunah juga berkaitan dengan alasan medis tentang posisi makan yang baik.

Pasalnya, bayi dengan usia 4-5 bulan berada pada tahap berusaha duduk sendiri tanpa bantuan. Hal ini merupakan salah satu ciri kesiapan bayi untuk makan, kebutuhan saat makan adalah duduk untuk kesempurnaan proses menelan dan adab makan. Tahap ini bisa dilatih dengan mendudukkan bayi dipangkuan kita secara berkala. Sehingga bayi akan terbiasa dan memahami bagaimana cara duduk. Sederhana bukan? Tapi bagi bayi ini adalah proses yang baru.

3. Bisa menegakkan kepala

Menurut tabel screening tahap perkembangan bayi. Menegakkan kepala dari posisi 45 derajat hingga 90 derajat merupakan perkembangan sejak 3 – 5 bulan. Hingga ia mampu duduk secara sempurna dengan kepala tegak. Artinya si kecil sudah mampu menahan kepalanya dan mengkoordinasikan fungsi tubuhnya pelan-pelan secara optimal. Khususnya leher, karena ini bagian penting saat proses makan.

Leher harus lurus agar proses menelan berjalan maksimal. Tahap ini bisa dengan dilatih melalui tummy time, letakkan bayi dalam kondisi tengkurap lalu gantungkan mainan yang menarik di atas depan matanya. Sehingga bayi memberikan respon dengan ingin melihat atau meraih mainan tersebut. Aktivitas ini membantu si kecil untuk berusaha mengkoordinasikan fungsi lehernya untuk bergerak maupun tegak.

4. Membuka mulut ketika ditawari makan

Menjelang usia 6 bulan akan kita temui kebiasan bayi yang mulai memasukan berbagai macam hal ke dalam mulut. Ketertarikan bayi memasukkan apapun ke dalam mulut namanya disebut fase oral. Hal tersebut adalah proses menuju kesiapan bayi menerima makanan lain selain susu. Selain itu, bayi akan betah memandang atau menirukan orang di sekitarnya saat makan. Contohnya, bayi bereaksi membuka mulut saat disodorkan makanan ke arahnya. Nah, jika si kecil sudah pada tahap ini artinya sudah ingin makan.

5. Dapat memutar kepala untuk menolak makanan

Bagi bayi di usia 6 bulan berkomunikasi dengan lisan tentu tidak maksimal. Karena kosa kata yang hanya berupa ma- pa-ba dan semacamnya. Tentu hal ini tidak efektif. Sedangkan saat makan dibutuhkan komunikasi antar bayi dan orang dewasa yang menyuapinya. Hal ini penting untuk mengetahui keinginan bayi.

Sehingga kemampuan menyampaikan keinginan dengan bahasa isyarat berupa gerakan cukup penting untuk menunjukkan rasa suka dan tidak suka. Pada tahapan ini si kecil akan berlatih kecerdasan emosional. Sehingga ia mampu mengekpresikan yang dia inginkan lebih dari sekadar tangisan. Pergerakan tubuh seperti ini merupakan perkembangan dari organ-organ tubuhnya yang semakin siap untuk makan.

6. Mampu mengambil makanan dari sendok atau tempat makan dan menelannya

Proses makan pada anak memiliki nilai yang sangat kompleks. Khususnya pada perkembangan sensorik dan motoriknya. Saat memasukkan makanan ke dalam mulut misalnya. Koordinasi tangan, mata, mulut, kepala harus sempurna sehingga makan menjadi aspek melatih kecerdasannya. Jika si kecil sudah mampu berada di tahap ini, meski masih belepotan saat memasukkan makan ke mulut. Artinya bayi sudah siap makan. Dan akan semakin terampil seiring usia yang bertambah.

Ada 2 metode pemberian MPASI pada bayi yakni dengan memberikan mpasi bertahap berdasarkan teksturnya dan BLW (baby led weaning ). BLW adalah sebuah metode alternatif pemberian MPASI yang membiarkan bayi memilih dan makan makanan padat sendiri dengan tangannya. Sehingga tekstur makanan tidak terlalu diperhatikan karena fokus pada kemampuan anak dan keinginan anak yang  muncul dari dirinya sendiri.

Dari kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Orang tua bisa memilih salah satu atau menggunakan kedua metode tersebut. Hal tersebut tergantung pada kebutuhan anak dan kesepatan dalam keluarga.

Nah Bunda, 6 tanda telah kita kupas satu-satu. Apakah si kecil sudah siap untuk makan? Normalnya keenam tanda tersebut akan berproses secara alami. Jika ada satu tanda yang disebutkan di atas tidak ditunjukkan oleh si kecil. Maka bunda tidak perlu panik, silakan dilakukan stimulus dan dilatih secara berkala hingga bayi siap menerima makanan penunjang ASI. Happy moms! Selamat mencoba!

Penulis: Hamimeha

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on WhatsApp
Share on Telegram

Leave a comment