Suaramuslim.net – Puasa bukanlah masa istirahat, kegiatan kerja produktif harus tetap berlangsung. Sumber energi kerja bukan hanya dari hasil pencernaan makanan yang baru dimakan, tetapi juga dari cadangan yang telah ada dalam tubuh, terutama lemak.
Rasa “tak enak” (lemah) pada hakikatnya lebih dipengaruhi oleh akibat kosongnya lambung. Berikut beberapa kiat agar kuat menjalani puasa.
1. Makan sahurlah di akhir waktunya.
2. Makan sahur dengan memenuhi syarat “4 sehat 5 sempurna”.
3. Makanan sahur sebaiknya yang kasar (jangan berupa bubur), dengan cukup banyak sayur (agar makanan lebih lama tertahan di dalam lambung), tanpa kekurangan lemak dan protein.
4. Cukupi kebutuhan air dengan minum cukup air atau makanan berkuah sejak berbuka, kurang air akan melemahkan tubuh, memudahkan emosional.
5. Segeralah berbuka dengan makanan ringan yang mudah dicerna (yang manis, misalnya: kurma, pisang, kolak). Cukupilah kebutuhan gizi nantinya belakangan saja tanpa harus terburu-buru.
6. Lakukanlah pekerjaan dalam tingkat ringan (aerobic, yang membakar lemak), cadangan energi yang berupa lemak ini “tak terbatas”. Pada tingkat ini tubuh tidak banyak mengeluarkan keringat, tak mudah lemah atau haus karena kekurangan air.
7. Hindari kelemahan dini dengan menghindari kerja berat (anaerobic, yang akan banyak membakar cadangan karbohidrat dalam tubuh), cadangan ini (terutama glikogen di liver) karena biasanya sudah habis sekitar waktu Zuhur.
8. Mudahkan pembakaran lemak dengan bersikap ceria, sikap ini meningkatkan tersedianya hormon adrenalin yang memudahkan pemecahan lemak untuk dibakar.
9. Segarnya tubuh seusai minum ketika Maghrib tiba adalah karena “kesegaran jiwa” karena bahan yang baru saja disantap itu belum terserap!
Penulis: dr. HRM Tauhid-al-Amien, M.Sc., Dip.HP.Ed., AIF, AIFO.
Editor: Oki Aryono