Lanjutan dari artikel Sikap Terbaik Kita untuk Palestina (1)
Suaramuslim.net – Begitu banyak perang yang didasari bukan karena semata konflik politik. Persoalan Masjid Al-Aqsha, persoalan Palestina sebagai negeri yang terjajah ini bukan konflik biasa seperti antara dua kelompok preman rebutan lahan parkir. Kalau preman rebutan lahan parkir, urusannya bisa cepat selesai dengan mediasi oleh pihak ketiga yang netral memberikan win-win solution. Tetapi ini persoalan konflik bukan semata-mata karena politik, walaupun Zionisme internasional itu adalah gerakan politik, tetapi mereka dalam bergerak merencanakan melakukan aksi yang begitu terstruktur dan sistematis. Bani Israil itu sanggup merekrut banyak negara besar sebagai pendukung mereka.
Ini bukan semata persoalan uang, bukan semata persoalan politik, bukan membagi warisan atau membagi wilayah dari perang dunia I dan II, ini persoalan masuk dalam inti akidah. Karena tempat suci, tanah suci, di dalam Al-Qur`an Allah bersumpah dalam Surah At-Tin ayat 1-3.
Allah bersumpah dengan tiga tempat. Sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir; inilah tiga tempat turunnya wahyu kepada para Nabi Ulul Azmi yang disimbolkan dengan nama buah Tin dan Zaitun sebagai simbol dari negeri Syam, Palestina Masjidil Aqsha. Disitu Nabi Isa as menerima wahyu dari Allah, kata Ibnu Katsir.
Wa thuri siiniin dan yang kedua Allah bersumpah dengan gunung Sinai. Tempat Nabi Musa as menerima wahyu berupa Taurat pertama kali “wa kallamallahu Muusa takliima” di atas gunung Sinai itu. Letaknya di Mesir.
Allah bersumpah untuk yang ketiga kalinya “wa hadza al-balad al-amiin” dengan negeri ini (negeri Mekkah) yang penuh dengan keamanan. Inilah tiga tempat diturunkannya wahyu samawi, kitab-kitab suci. Allah bersumpah dengan kota Mekkah tempat kelahiran Nabi kita Muhammad saw. Tempat turunnya wahyu pertama kali, tempat tonggak peradaban Islam yang melanjutkan dan menyempurnakan risalah-risalah Islam yang telah diturunkan kepada Isa dan Musa.
Allah bersumpah untuk apa ketika menyebutkan tiga tempat itu?. Laqad khalaqnal insana fi ahsani taqwim. Demi tiga tempat suci itu, sungguh Kami telah ciptakan manusia ini di dalam bentuk yang paling sempurna, paling ideal. Manusia itu bukan hanya sempurna dan ideal fisiknya sehingga Allah bersumpah dengan tiga tempat suci yang sangat mulia, tapi Allah bersumpah juga untuk menunjukkan kesempurnaan dan idealitas ajaran Islam. Wahyu yang Allah turunkan kepada tiga Nabi Ulul Azmi tersebut untuk menjadi penyempurna kehidupan manusia. Artinya manusia tidak akan sempurna hidupnya, tidak akan baik, tidak akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, kecuali dia berpedoman dengan wahyu Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul minimal di tiga tempat tersebut. Inilah kedudukan Al-Aqsha.
Ini saatnya kita menata diri, melihat peta akhir jaman di dalam Al-Qur`an Al-Karim seperti digambarkan dalam surah Al-Isra, karena kita sedang berada di akhir jaman. Ketika Nabi saw perintahkan kepada dzil ashabi’ “wahai para sahabatku catatlah enam perkara ini yang akan menjadi tanda datangnya kiamat. Yang pertama kata Nabi, kewafatanku, itulah tanda pertama sudah datangnya hari kiamat. Kemudian dibebaskannya Baitul Maqdis. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pembebasan Baitul Maqdis yang dimaksud dalam hadis ini adalah ketika kunci-kunci Baitul Maqdis diserahkan kepada Umar bin Khattab oleh Uskup Agung Sophronius pada tahun 16 H. tapi ada juga ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud hadis ini adalah tanda di akhir jaman ketika Baitul Maqdis ini dibebaskan untuk yang kedua kalinya. Kalau kita melihat firman Allah dalam surah Al-Isra ayat 4 sampai 7.
Penulis: Muhammad Nashir
Editor: Oki Aryono
Baca atikel selanjutnya : https://suaramuslim.net/sikap-terbaik-kita-untuk-palestina-3
Saya sebenarnya bingung, yerusalem milik Israel atau palestina sebab dalam bible di kitab Ezra 1:3 mengatakan bahwa setiap orang Israel pergi ke yerusalem utk membangun rumah ibadah bg yahweh Allah Israel.