SURABAYA (Suaramuslim.net) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) berencana akan memberangkatkan Kapal Kemanusiaan mengangkut 10.000 ton beras dari rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina. Kapal Kemanusiaan tersebut akan diberangkatkan pada 21 Februari 2018 dari Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya menuju Palestina.
Sebelumnya, Kapal Kemanusiaan sejenis yang mengangkut bantuan untuk rakyat Palestina pernah diberangkatkan dari Turki pada tahun 2010 oleh lembaga kemanusiaan asal Turki Insani Yardım Vakfı. Kapal ini dicegat di tengah perairan internasional oleh tentara Israel dan 9 orang menjadi korban jiwa. Supaya menghindari kekejaman tentara Zionis Israel terulang, ACT memiliki strategi khusus untuk Kapal Kemanusiaan ke Palestina kali ini.
Kepala Cabang ACT Jawa Timur Ponco Sri Ariyanto dalam konferensi pers Kapal Kemanusiaan Palestina pada Selasa (30/1) menyebut ACT punya strategi khusus agar bantuan bisa sampai ke Palestina dan tidak dicegat tentara Zionis Israel.
“Kita belajar dari tragedi Mavi Marmara, bantuan yang akan kita kirim akan melalui jalur perdagangan, sehingga legal dan terlindungi tidak dapat diganggu oleh Zionis Israel” jelas Ponco.
Sementara Sekretaris Jenderal Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur Ustadz Muhammad Yunus yang juga hadir dalam konferensi pers menegaskan agar Zionis Israel tidak mengganggu Kapal Kemanusiaan yang diberangkatkan atas nama rakyat Indonesia.
“Israel jangan main-main terhadap Kapal Kemanusiaan yang akan diberangkatkan ACT, karena ia tidak lepas dari pengawasan umat, sedikit saja Israel berani macam-macam maka umat Islam akan marah, saat ini Israel sedang benar-benar kita awasi” tegas Ustadz Yunus.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir