SURABAYA (Suaramuslim.net) – Pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang menyebut pendiri negara hanyalah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dan mendiskreditkan yang lain sebagai pihak yang ingin merontokkan negara mendapatkan kritik dari banyak pihak, diantaranya Pemuda Persatuan Umat Islam (PUI) .
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Persatuan Umat Islam (PUI) Raizal Arif kepada Suaramuslim.net menyatakan pernyataan Kapolri sangat tidak sesuai dengan fakta sejarah yang dialami Republik Indonesia dan berpotensi memecah belah.
“Yang mendirikan Indonesia bukan hanya 2 itu saja, ada ormas nasionalis dan ormas agamis, bahkan ormas Islam bukan hanya NU dan Muhammadiyah, Kapolri perlu membaca ulang sejarah” ujar Raizal.
Raizal mencontohkan misalnya bagaimana Ormas PUI berperan sentral dalam pendirian NKRI, yakni para pendiri PUI terlibat aktif di Badan Penyelidik Urusan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
“Coba dibuka buku perdebatan persidangan BPUPKI, peran pendiri PUI KH Abdul Halim sangat sentral disana, ada juga KH Ahmad Sanusi yang juga anggota BPUPKI, mereka juga sudah menjadi Pahlawan Nasional” jelas Raizal.
Raizal membantah pernyataan Kapolri yang seolah Ormas Islam hanya NU dan Muhammadiyah, ia menyebut Ormas Islam punya basis kedaerahan masing-masing tidak hanya terbatas pada 2 Ormas Islam tersebut.
“Kalau di Jawa Timur yang besar ada NU, di Jogja dan Sumatera Barat ada Muhammadiyah, tapi jangan lupa di Jawa Barat ada Persis dan PUI, di Banten ada Mathlaul Anwar, di NTB ada Nahdlatul Wathan, jadi Indonesia bukan hanya NU dan Muhammadiyah” kata Raizal.
Lebih lanjut Raizal selaku Ketua Umum PP Pemuda PUI meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk meralat pernyataannya tersebut.
“Sekali lagi agar tidak justru memecah-belah, dengan segala hormat kami meminta Pak Kapolri untuk meralat pernyataannya” pungkas Raizal.
Reporter: Ahmad Jilul Qur’ani Farid
Editor: Muhammad Nashir