Suaramuslim.net – Era digital telah merambah kehidupan masyarakat global, termasuk Indonesia. Media sosial (medsos) sebagai bagian tak terpisahkan dari perkembangan era digital telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat urban (perkotaan) dewasa ini, bahkan dalam masyarakat rural (pelosok) medsos juga kian populer. Beragam bentuk medsos menjadi pilihan pengguna (netizen) untuk mengekspresikan dirinya dengan berbagai informasi, aneka postingan gambar (foto, meme), video dan sebagainya.

Fungsi Media Sosial

Jika dilihat dari aspek penggunaannya terdapat tiga fungsi utama keberadaan medsos, yakni media hiburan (entertainment), informasi (information) dan edukasi (education). Pengguna selalu bersentuhan dengan ketiga fungsi tersebut.

Pada ranah hiburan, medsos merupakan sarana mengekspresikan sisi keindahan, kelucuan dan kesenian. Rutinitas sehari-hari yang terkadang menjemukan ataupun karena ketiadaan aktivitas seakan terhibur dengan mengakses medsos di kala senggang, walaupun terkadang melenakan penggunanya.

Medsos juga tak alpa memerankan dirinya sebagai media informasi. Informasi bukan lagi dominasi media massa semata. Media massa cetak dan elektronik sekarang juga memanfaatkan medsos untuk menyampaikan berita (news) kepada khalayak. Menerima dan berbagi informasi melalui medsos dirasa lebih efektif dan efisian ketimbang media lain. Hal ini didukung dengan tampilan dan beragam fitur menarik serta kemudahan akses.

Fungsi lain medsos adalah sebagai edukasi atau pendidikan bagi masyarakat. Edukasi yang dimaksud berupa postingan tulisan, gambar, suara maupun video edukatif.

UU ITE dan Literasi Digital

Jika kita amati akhir-akhir ini nampaknya kemampuan mengakses dan menggunakan medsos tidak berbanding lurus dengan tingkat literasi atau melek yang baik di kalangan masyarakat. Entah sadar atau tidak, sebagian masyarakat menganggap medsos sebagai ruang privat, sehingga memposting segala hal tanpa seleksi, padahal medsos adalah jejaring sosial yang berada pada ranah publik yang bisa diakses siapapun, di manapun dan kapanpun.

Tak jarang, dijumpai pula postingan negatif yang merujuk pada ujaran kebencian (hate speech), provokasi, sentimen bernuansa SARA dan tersebarnya berita hoax di medsos. Belum lagi informasi yang tersebar tersebut tidak semuanya akurat, sehingga perlu diklarifikasi terlebih dahulu dan dilakukan cross check.

Terkait pemanfaatan internet (medsos) oleh masyarakat, pemerintah pada dasarnya telah mengaturnya dalam UU RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) yang kemudian direvisi tahun 2016. Dalam regulasi tersebut terdapat pasal-pasal yang mengatur pemanfaatan serta pidana yang diberikan bagi pengguna jika abai terhadap privasi, kenyamanan dan keamanan pihak lain, melanggar kesusilaan, dan sebagainya. Regulasi ini seharusnya menjadi filter agar cermat dan bijak dalam memanfaatkan medsos agar tidak merugikan diri maupun orang lain.

Pengguna medsos mutlak diberikan pemahaman dan literasi digital yang memadai. Edukasi tentang pemanfaatan internet secara sehat perlu digalakkan, tak hanya oleh pemerintah dan lembaga terkait, namun juga keterlibatan berbagai pihak seperti lembaga pendidikan, instansi swasta, komunitas dan pegiat masyarakat.

Dalam lingkup keluarga, pengawasan dan edukasi orang tua pada anak terkait pemanfaatan internet, medsos dan penggunaan gadget (gawai) sangatlah penting. Anak yang tumbuh dalam genggaman gadget hendaknya diarahkan agar tidak berperilaku anti sosial dan teralienasi dari lingkungannya.

Nah, di era digital yang ditandai masifnya pemanfaatan internet ini, kita diharapkan mampu memanfaatkan internet, medsos sebagai sarana positif dalam mengedukasi masyarakat dan melakukan transformasi sosial. Kini saatnya bagi kita melek bermedia sosial dan menjadi netizen transformatif.

Oleh: Nuryadin
Pengajar IAIN Palangka Raya

*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net