SURABAYA (Suaramuslim.net) – Konflik bersenjata yang menewaskan rakyat sipil masih berlanjut di Suriah, setelah Aleppo beberapa waktu lalu kini wilayah Ghouta Timur yang merupakan basis dari oposisi Rezim Bashar Assad dibombardir dengan Pesawat Tempur, menurut data Syrian Observatory for Human Rights hingga Kamis (1/3) telah jatuh lebih dari 620 korban jiwa.
Pakar Hubungan Internasional Shofwan Al Banna Choiruzzad Ph.D kepada Suaramuslim.net melalui sambungan telepon pada Jum’at (2/3) mengungkapkan bahwa Bashar Assad memang sengaja menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaannya.
“Assad benar-benar menggunakan segala cara untuk mempertahankan kekuasaannya, dan akar persoalan di Suriah adalah karena Assad melihat kekerasan adalah satu-satunya cara, ia tampaknya belajar dari pengalaman negara-negara Arab lain yang dilanda Arab Spring, jika gelombang protes tidak dihancurkan maka ia akan jatuh” jelas Shofwan yang juga Kepala Program Studi Hubungan Internasional Universitas Indonesia.
Konflik di Suriah awalnya hanya merupakan gelombang demonstrasi seperti di negara-negara Arab lain yang menuntut demokratisasi, “namun karena protes direspon dengan pembantaian, oposisi mau tidak mau akhirnya melawan, maka konflik meluas ke perang bersenjata” kata Shofwan.
“Awalnya kurang lebih hampir sama seperti reformasi di Indonesia lah, namun kini semakin rumit sebab posisi geopolitik Suriah yang strategis, dan Ghouta merupakan basis oposisi terakhir” ungkap Shofwan.
Reporter/Editor: Ahmad Jilul Qur’ani Farid