Jakarta (Suarsmuslim.net) – Peneliti senior Charta Politika Yunarto Wijaya atau yang akrab disapa Totok menolak jika survei dijadikan ramalan final untuk menentukan hasil pemilu yang akan digelar beberapa bulan mendatang. Karena menurutnya hasil survei yang didapat adalah hasil pada saat wawancara dilakukan.
“Ingat ya survei bukan untuk meramalkan hasil pemilu yang akan datang, makanya pertanyaannya jika pilkada dilakukan saat ini calon mana yang bapak-ibu pilih itu yang perlu dicatat saya kira,” ujarnya pada Rabu (21/3) di ruangan Ksatria Arya Wira, Hotel Century Park, Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, Totok mengatakan bahwa situasi politik sangat cepat berubah. Ia mencontohkan apa yang terjadi pada pemilihan gubernur (Pilgub) Lampung yang salah satu calonnya terjerat kasus korupsi.
“Kemaren contoh Lampung, bagaimana kita dapat temuan dalam waktu dua bulan survei berubah secara drastis karena ada satu momentum besar, yaitu salah satu cagub (Mustafa) yang pada survei sebelumnya kuat lalu kemudian terkena kasus OTT KPK dan hasilnya tidak sampai setengah lagi” tambahnya.
Namun Totok tak menutup kemungkinan bahwa hasil survei bisa dijadikan sebagai dasar untuk melihat perilaku pemilih saat pencoblosan dilakukan.
“Walaupun demikian bisa dijadikan dasar untuk melihat prilaku pemilih untuk hari H (hari pencoblosan)” tuturnya.
Hal ini disampaikan totok dalam acara pemaparan hasil survei Charta Politika pada pemilihan gubernur Jawa Timur yang mempunyai dua calon, yaitu Khofifah-Emil dan Gus Ipul-Puti Soekarno. Dalam pemaran survei itu juga hadir sejumlah tokoh seperti Wasekjend Golkar M. Sarmuji, Politisi PDIP Bambang Dwi Hartono, dan Ketua DPP Berkarya Badaruddin Andi Picunang.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir