TUBAN (Suaramuslim.net) – Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan renovasi Jembatan Widang penghubung Lamongan-Tuban yang ambruk pada Selasa (17/4) akan rampung pada sepuluh hari sebelum hari raya Idul Fitri.
Direktur Jenderal Jembatan Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Iwan Zarkasyi yang memantau lokasi ambruknya jembatan siang ini, Kamis (19/4) kepada Suaramuslim.net menyebutkan butuh proses yang cukup lama untuk membersihkan reruntuhan kemudian memasang jembatan yang baru.
“Kita harus hilangkan jembatan yang ambruk, setelah itu dipasang perancah, kemudian dipasang rangka jembatan yang permanen, kurang lebih butuh waktu sampai H-10 lebaran” jelas Iwan.
Iwan menyebut jembatan yang dibangun pada tahun 1975 itu dirawat terus-menerus dan tiap tahun rutin dilakukan pemeliharaan.
“Coba diliat itu, jembatan dalam keadaan bersih, artinya rutin kita lakukan pemeliharaan, jadi ambruknya masalahnya pada penggunaannya yang melampaui beban” ujar Iwan.
Sementara Wakil Ketua Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo yang juga ikut memantau ambruknya jembatan Widang bersama Ditjen Bina Marga kepada Suaramuslim.net membenarkan bahwa jembatan ambruk karena kelebihan beban.
“Jembatan ini didesain untuk beban 70 ton, begitu truk berjalan bareng-bareng beriringan maka ambruk, kalau dihitung 3 truk itu bisa sampai 140 ton, jadi persoalannya adalah di saat kelebihan muatan, berjalan bersamaan maka ambruk” terang Sigit.
Sigit pun menyebut bahwa ambruknya jembatan tidak berkaitan dengan usia jembatan, dan pihaknya mengakui bahwa jembatan tersebut selalu mendapatkan perawatan.
“Tidak ada hubungannya dengan umur karena dirawat terus, PU sudah merawat, kalau tidak diimbangi kesadaran dari pemakai maka jelas akan seperti ini” ujar Sigit.
Sigit pun menghimbau kepada para pengguna jalan terutama para sopir truk untuk tidak mengangkut beban melebihi muatan dan tidak berjalan beriringan saat melalui jembatan.
“Kita tidak terbayang akan terjadi seperti ini, mestinya jangan berjalan bareng-bareng gitu, akan kita sosialisasikan agar tidak berjalan beriringan dengan muatan berlebih di tempat yang sama” pungkas Sigit.
Reporter: Nur Hasan
Editor: Ahmad Jilul Qur’ani Farid, M Nashir