Suaramuslim.net – Pemerintah memang memunculkan kontroversi saat mengumumkan kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke 13 bagi PNS/ASN, TNI/Polri dan pensiunan untuk tahun 2018.
Salah satu pemicu kontroversi adalah pemberian THR bagi ASN yang dikeluarkan dananya dari APBD, bagi beberapa daerah hal itu cukup pelik jika harus dilakukan dalam dekat. Mengingat beberapa daerah telah memiliki belanja pegawai yang relatif tinggi (hampir mencapai 50% dari APBD) dan masih harus ada komunikasi dengan DPRD untuk pengalokasiannya.
Kontroversi lain adalah berkaitan dengan waktu libur yang relatif panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni mencapai total 15 hari (termasuk Sabtu Minggu).
Namun di luar polemik tersebut, bagi sebagian masyarakat tentunya memberikan sinyal positif yang membahagiakan. Hasil kebijakan ini memang akan memunculkan efek positif dan negatif.
Efek positifnya yaitu temporary multiplier effect untuk perekonomian secara makro (pergerakan distribusi uang ke daerah, tingkat konsumsi dan optimisme pasar meningkat), dan sustainable silaturahim sebagai modal sosial.
Inilah yang menjadi keunggulan hari raya Islam. Selalu ada aktivitas “hablumminallah” (pendekatan diri kepada Tuhan), peningkatan kualitas diri, dan “hablumminannas” (berbagi, dan silaturahim). Bahkan terlihat Islam rahmatan lil ‘alamin, karena yang non muslim juga mendapatkan manfaatnya.
Efek negatif yaitu produktivitas karyawan menurun, beberapa transaksi terhambat, logistik terhambat. Hal ini karena aktivitas libur yang dibuat terlalu panjang, bukan karena Idul Fitrinya.
Tips Bijak Mengelola THR
- Planning happiness activity. Rencanakan aktivitas lebaran, karena waktu lebaran sudah bisa diprediksi. Prediksi pemberian THR, zakat, liburan dan lain-lain.
- Budgeting. Susun anggaran dengan menghindari utang. Lebih awal lebih murah. Lihat kebutuhan lain pasca lebaran seperti pendidikan.
Perhatikan hadis berikut.
Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepada-Mu dari berbuat dosa dan utang. Kemudian ia ditanya: Mengapa Engkau banyak minta perlindungan dari utang ya Rasulullah? Ia menjawab: karena seseorang kalau berutang, apabila berbicara berdusta dan apabila berjanji menyalahi”. (Terjemah Hadis Riwayat Al Bukhari)
“Ya Tuhanku! Aku berlindung diri kepadamu dari terlanda utang dan dalam kekuasaan orang lain”. (Terjemah Hadis Riwayat Abu Daud)
3. Anticipated others expenditure. Selalu menyiapkan antisipasi untuk kebutuhan-kebutuhan lain yang sifatnya mendadak atau tak terduga.
4. Remember Allah. Libatkan Allah sejak awal, karena yang dapat memberikan kebahagiaan hanya Allah.
Bijak Penghasilan Cara Nabi
Bagi pengeluaran Anda menjadi tiga yaitu konsumtif, produktif dan berbagi.
“Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya”. (Terjemah Al Quran Surat Saba ayat 39)
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam “Harta tidak akan berkurang dengan disedekahkan”. (Terjemah Hadis Riwayat Tirmidzi)
Penulis: Dr. Gancar Candra Premananto, S.E., M.Si*
Editor: Muhammad Nashir
*Ditulis di Surabaya, 6 Juni 2018
*Ketua Prodi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga Surabaya
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net