JAKARTA (Suaramuslim.net) – Per Juli (1/6) BBM Non-Subsidi akan terus mengalami trend kenaikan jika tidak segera ditangani. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya naiknya harga minyak mentah dunia hingga mencapai 75 Dollar AS Per Barel.
Saat ini P.T. Pertamina menetapkan harga Pertamax untuk wilayah DKI Jakarta sebesar Rp 9.500 per liter, sementara Pertamax Turbo Rp 10.700 per liter. Sedangkan untuk Dex Series, ditetapkan harga Pertamina Dex Rp 10.500 per liter, dan Dexlite Rp 9.000 per liter.
Pakar Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitasa Airlangga Imron Mawardi, kepada suaramuslimdotnet mengungkapkan, “sekarang minyak mentah dunia sudah mencapai 75 dollar AS Per Barel, padahal asumsi kita APBN itu kan anggarannya hanya 50 dollar (untuk tiap barel-nya), pasti BBM akan ikut naik karena di Indonesia mengikuti harga pasar.”
Imron yang juga merupakan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Timur ini menambahkan, trend kenaikan BBM Non-Subsidi ini kemungkinan besar akan berlanjut naik, salah satu penyebabnya akhir-akhir ini Amerika memberi sanksi kepada Iran, dengan cara negara lain mengurangi impornya.
Selanjutnya, Imron pun menyinggung tentang dilepaskannya BBM ke Harga pasar oleh pemerintah, “jadi saya kira ini adalah salah satu konsekwensi dari sistem harga yang diserahkan kepada pasar, tanpa campur tangan pemerintah melalui operatornya yakni Pertamina.”
Saat di tanya tentang efek secara langsung bagi masyarakat, Dia Menjawab, “ini kan pasti ada multiply effect, harga BBM industri yang tidak disubsidi, yang disubsidi itu kan sebenarnya bahan bakar transportasi, jadi karena industri tidak disubsidi, harga barang-barang produksi akan naik ditengah perekonomian Indonesia yang tidak meningkat”.
“Tentu beban kehidupan masyarakat pun akan tinggi, saya kira Pemerintah tetap perlu mempertimbangkan untuk memberikan subsidi dan solusi, ini kan nanti trendnya masyarakat dengan daya beli akan turun ya, untuk menggunakan yang tidak bersubsidi” pungkasnya.