Suaramuslim.net – Berjamaah dalam Islam menduduki posisi yang sangat penting. Sebagai bukti betapa pentingnya amal ini, banyak sekali keutamaan yang terkandung di dalamnya. Salah satu keutamaan berjamaah adalah membuat hidup umat menjadi berkah.
Pembahasan pada artikel ini akan berfokus pada paparan Al Quran dan Hadits yang menunjukkan bahwa dengan berjamaah akan mendapat berkah. Namun, sebelum membahasnya, apa yang disampaikan oleh Syekh Sya’rawi dalam tafsirnya mengenai pengertian berkah menjadi sangat penting untuk diketengahkan agar tak salah dalam memahami kata berkah.
Kata ulama dan dai masyhur asal Mesir ini, yang disebut dengan berkah adalah ketika Allah menganugerahkan kepada kita sesuatu yang lebih besar dari apa ukuran yang terlihat. Misalnya, ada seorang yang memiliki keluarga dengan penghasilan kurang. Namun, dengan penghasilan itu hidupnya tetap berjalan dengan baik dan tak mengalami kesusahan (Tafsiir al-Sya’rawi, VI/3784)). Padahal, kalau ditinjau dengan kaca mata ekonomi umum, jelas penghasilannya tak bisa mencukupi keluarganya.
Pada kesempatan lain -masih dalam tafsirnya- beliau menyampaikan bahwa berkah adalah anugerah Allah berupa kebaikan yang menghasilkan sesuatu di luar yang diperkirakan sebelumnya (VII/4008). Artinya, Allah memberinya suatu nikmat melebihi nilai ukuran nikmat itu sendiri. Yang menunjukkan di situ ada pertambahan dan pertumbuhan sebagaimana makna berkah secara bahasa.
Hanya saja, yang perlu diperhatikan menurut beliau, suatu pemberian disebut berkah jika tidak menjerumuskan seseorang untuk berbuat maksiat tapi justru selalu membantunya untuk taat kepada Allah subhanahu wata’ala (VI/3763). Itulah yang disebut berkah. Maka, berjamaah akan mendapat berkah jika dalam kebaikan, berbuah kebaikan dan selalu membimbing seseorang kepada ketaatan.
Dalam surah Ali Imran [3] ayat 103, terlihat jelas bagaimana dengan berjamaah akan mendapat keberkahan yang luar biasa. Ayat ini menggambarkan nikmat yang begitu besar kepada para sahabat nabi. Dulunya, di zaman jahiliyah, mereka bermusuhan dan bercerai-berai. Namun, setelah diberikan nikmat Islam, mereka bersatu dan berjamaah sehingga mendapat berlipat berkah.
Berkah itu bisa dilihat dari beberpaa poin ini diantaranya;
- Dulu bermusuhan lalu menjadi saudara
- Dulu hatinya tidak menyatu dan bercerai berai kemudian disatukan oleh Allah dalam kesatuan yang harmonis
- Dulu kondisi mereka di zaman jahiliyah seolah digambarkan berada di tepi jurang neraka lalu Allah selamatkan mereka darinya.
Itu semua tidak lain adalah keberkahan dalam berjamaah. Dalam hadits-hadits nabi, keberkahan berjamaah juga begitu banyak disinggung. Sebagai contoh: shalat lima waktu yang dikerjakan secara berjamaah berpengaruh kepada pelipatgandaan pahala yang luar biasa. Jika shalat sendirian hanya mendapat satu derajat, maka dengan berjamaah menjadi 27 derajat, sebagaimana sabda nabi:
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah merupakan berkah berjamaah. Lebih dari itu, dengan berjamaah setan pun akan berpikir ulang untuk mendekati atau menguasai orang yang berjamaah. Sabda nabi:
مَا مِنْ ثَلَاثَةٍ فِي قَرْيَةٍ وَلَا بَدْوٍ لَا تُقَامُ فِيهِمُ الصَّلَاةُ إِلَّا قَدِ اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ، فَعَلَيْكَ بِالْجَمَاعَةِ فَإِنَّمَا يَأْكُلُ الذِّئْبُ الْقَاصِيَةَ
“Jika ada 3 orang di suatu kota atau desa, dan tidak didirikan shalat (berjama’ah) di tengah-tengah mereka, niscaya mereka akan dikalahkan oleh syaithan. Maka, berjama’ahlah kalian, sesungguhnya serigala hanya memangsa orang yang terpisah dari kelompoknya.” (HR. Abu Dawud)
Dalam shalat berjamaah pun, imam bisa menanggung dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh makmum. Ini juga termasuk berkah berjamaah. Salah satu bentuk keberkahan lain dalam berjamaah adalah akan mendapat “maiyyatullah” (kebersamaan Allah Ta’ala). Nabi pernah bersabda:
يَدُ اللَّهِ مَعَ الجَمَاعَةِ
“Tangan Allah bersama jama’ah”. (HR. Tirmidzi)
Dengan kebersamaan ini, sebagaimana cerita Rasulullah dan Abu Bakar di gua Tsur, maka tidak akan pernah merasa sedih kalau Allah bersama mereka. Keberkahan lain yang tak kalah penting yang didapat orang yang berjamaah adalah mendapat ridha Allah subhanahu wata’ala.
Salah satu dari tiga hal yang diridhai oleh Allah sebagaimana hadits riwayat Muslim adalah berpegang teguh dengan tali agama Allah serta tidak bercerai berai. Artinya, menjaga komitmen untuk tetap memegang pedoman dan berjamaah.
Kebaikan yang dilakukan secara berjamaah seperti tilawah dan belajar Al Quran misalnya, juga akan mendapat keberkahan yang luar biasa. Dalam hadits riwayat Muslim dan Abu Dawud, mereka yang mengamalkan perbuatan baik ini akan mendapat ketenangan atau kedamaain, diselimuti rahmat Allah, dikelilingi malaikait dan akan disebut-sebut di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. Ini semua adalah keberkahan yang luar biasa dalam berjamaah.
Dalam soal makan pun, jika dilakukan dengan berjamaah akan lebih berkah. Suatu hari, para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami makan, akan tetapi kami tidak pernah merasa kenyang”. Rasul pun menjawab, “Mungkin (hal itu disebabkan karena) kalian makan sendiri-sendiri. Berkumpullah kalian ketika makan dan sebutlah Asma Allah! Nanti kalian akan mendapatkan berkah di dalamnya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Beberapa keberkahan berjamaah yang diinspirasi dari ayat dan hadits Nabi tadi memberi pelajaran penting kepada setiap muslim, bagi yang ingin mendapat keberkahan di setiap lini kebaikan, maka mulai sekarang dengan berjamaahlah!
Kontributor: Mahmud Budi Setiawan
Editor: Oki Aryono