Suaramuslim.net – Penggalan lagu “Hari Merdeka” berikut, senantiasa menghiasi setiap perayaan Agustusan. Bulan Agustus menjadi momen bersejarah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Karena di bulan ini, rakyat Indonesia berhasil merebut kedaulatan negara dari tangan bangsa lain yang sudah menjajah hingga ratusan tahun lamanya.
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia.. Merdeka!
Selain upacara peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI), perayaan selalu diwarnai dengan aneka perlombaan. Hampir setiap sudut kampung dan perumahan sudah memasang poster beragam jenis lomba agustusan.
Beberapa lomba konon merupakan warisan sejak zaman penjajahan dulu. Dikutip dari KompasTravel, (2/8), seorang sejarawan JJ Rizal, mengungkapkan bahwa sebagian perlombaan dulu diadakan sebagai bentuk penghormatan terhadap Ratu Belanda dan kedatangan Jepang. namu setelah merdeka, rakyat Indonesia menggelar perlombaan sebagai bentuk perayaan atas kemenangan
Jika dahulu perlombaan diselenggarakan untuk menghormati Ratu Belanda dan kedatangan Jepang, maka setelah merdeka, rakyat Indonesia merayakan HUT RI dengan agenda aneka macam lomba. Deratan perlombaan khas Agustusan yang populer dari masa ke masa seperti lomba kelereng, lomba makan kerupuk, lomba tarik tambang, balap karung, dan lomba panjat pinang.
Kegiatan perlombaan untuk merayakan hari kemerdekaan RI bukan menjadi tradisi dari masa ke masa. Kegiatan tersebut bukan hanya dipandang sebagai momen bersuka cita. Hampir semua permainan yang dilombakan mengandung filosofi tersendiri.
Lomba tarik tambang atau makan pisang misalnya. Kedua jenis lomba tersebut dilakukan secara berpasangan alias berkelompok. Sehingga untuk mencapai kemenangan, masing-masing individu harus mengesampingkan ego pribadi. Mereka harus berjuang bersama, gotong royong untuk bisa memenangkan perlombaan. Nilai ini sejalan dengan prinsip Islam yang mengedapankan jamaah atau ukhuwah dalam setiap urusan kebaikan.
Pelajaran lain yang bisa kita ambil dari rangkaian lomba Agustusan adalah semangat perjuangan. Menjadi pejuang atau gelar pahlawan bukan hanya milik mereka yang hidup di masa penjajahan. Setiap orang, siapa pun dan dari mana pun Anda berasal, harus berkompetisi dalam segala hal, termasuk berlomba untuk urusan kebaikan. Bahkan secara fitrah sebelum dilahirkan ke muka bumi, sel sperma dalam rahim saling berkompetisi untuk menjadi pemenang, sehingga terbentuklah manusia.
Untuk mencapai tangga kemenangan, setiap individu harus menjadi pribadi yang unggul. Punya etos kerja tinggi, bersemangat, pantang menyerah terhadap segala rintangan yang menghadang, dan memiliki motivasi kuat untuk terus berkembang dan berguna bagi sesama.
Memang, menjadi seorang pemenang diperlukan pengorbanan untuk mau bersusah payah dan terus berusaha. Paling tidak, ketika seorang peserta ingin menjadi pemenang lomba makan kerupuk, dia harus rela berlatih sepanjang hari untuk fokus dan cepat menghabiskan kerupuk tersebut. Mungkin terdengar lucu, tapi proses yang sederhana ini menanamkan nilai yang berguna di kehidupan nyata.
Kontributor: Siti Aisah
Editor: Oki Aryono