JAKARTA (Suaramuslim.net) – Forum Perdamaian Dunia ke 7 yang digagas oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban (UKP-DKAAP) yang berlangsung sejak 14 sd 16 Agustus 2018 di Jakarta, menghadirkan tokoh Islam dari Timor Leste yakni Presiden Komunitas Islam di Timor Leste Arif Abdullah Sagran.
Sagran yang hadir menggunakan baju merah saat itu mengatakan, aktivitas agama Islam di timor leste cenderung baik dan bebaa tanpa ada tekanan dari pemerintah.
Bahkan Pemerintah Timor Leste menetapkan hari libur nasional saat perayaan hari Idulfitri dan Iduladha.
“Kami bebas beribadah dan menjalankan aktivitas agama,” kata Sagran di sela-sela perhelatan World Peace Forum ke-7 di Jakarta, Selasa (14/8) malam.
Namun menurutnya, muslim di Timor Leste yang hanya 0.3 persen dari total penduduk Timor Leste mempunyai ancaman serius yakni rendahnya tingkat pendidikan Islam di Timor Leste.
Ia mengatakan, sampai saat ini di Timor Leste belum ada sekolah Islam yang formal.
“Anak-anak selama ini hanya belajar di masjid,” katanya.
Dampak kurangnya dari pemahaman agama, banyak warga Muslim di Timor Leste tidak menguasai dasar-dasar Islam.
“Kita butuh pelajaran Islam yang dasar-dasar seperti taharah, salat, dan fikih,” terangnya.
Menurut Sagran, Timor Leste memiliki 17 masjid yang tersebar 13 distrik di antaranya Aileu, Ainaro, Dili, Liquiça, Baucau, Viqueque, Lospalos, Bobonaro, Cova-Lima, Manatuto, Manufahi, Oecussi-Ambeno, dan Ermera. Masjid yang terbesar berada di ibu kota Dili.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Teguh Imami