Suaramuslim.net – Beberapa hari terakhir, ramai diperbincangkan mengenai isu indikasi adanya upaya pemurtadan kepada korban gempa di Lombok, Nusa Tengara Barat (NTB). Berikut fakta-fakta yang berhasil dikumpulkan mengenai indikasi adanya upaya pemurtadan dan pendangkalan akidah kepada korban gempa di Lombok, khususnya Kabupaten Lombok Utara.
-
Berawal dari Video Kristenisasi Berkedok Trauma Healing yang Viral Beredar
Terdapat video yang ramai beredar mengenai indikasi adanya upaya kristenisasi dengan kedok trauma healing yang dilakukan beberapa oknum kepada korban gempa di Lombok. Dalam video tersebut, korban dikumpulkan, kemudian diajak untuk mengikuti kata-kata yang mereka ucapkan. Selain itu, oknum tersebut juga memercikkan air kepada peserta trauma healing seperti melakukan ritual pembaptisan.
Mirisnya, peserta yang hadir mayoritas adalah anak-anak dan ibu-ibu yang memakai kerudung. Karena isi trauma healing tidak sesuai dengan agama yang dianut oleh mayoritas peserta, yaitu Islam, maka diduga kuat adanya upaya pendangkalan akidah kepada korban gempa.
-
Konfirmasi Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB
Kepala Dinas Sosial Provinsi Nusa Tenggara Barat, Ahsanul Khalik, telah mengonfirmasi video yang ditengarai sebagai upaya pendangkalan akidah tersebut. Kegiatan tersebut terjadi pada hari Jumat (24/8) di pos pengungsian Dusun Onggong Lauk Desa Teniga Kecamatan Tanjung Kabupaten Lombok Utara.
Perangkat desa pun membenarkan bahwa terdapat sekelompok orang yang datang membawa bantuan dan mengadakan trauma healing kepada anak-anak. Selain itu, juga ditemukan tikar dan banner yang dibagikan bergambar ajaran Nasrani. Ahsanul menyimpulkan bahwa terdapat indikasi kristenisasi secara tidak langsung yang terjadi di wilayah pos pengungsian tersebut.
-
Ditemukannya Barang Bukti di Beberapa Pos Pengungsian di Kabupaten Lombok Utara
Setelah video kristenisasi berkedok trauma healing viral beredar, ternyata ditemukan banyak barang bukti lain yang menunjukkan adanya upaya pemurtadan. Barang bukti tersebut tersebar di beberapa pos pengungsian di wilayah Kabupaten Lombok Utara, diantaranya adalah pos pengungsian Desa Bentek Kecamatan Gangga, Dusun Loloan, Dusun Onggong Lauk Desa Teniga Kecamatan Tanjung, dan Desa Bayan Beleq Kecamatan Bayan. Barang bukti tersebut yang ditemukan berupa buku-buku kerohanian yang diselipkan di boks buku-buku umum yang diberikan kepada korban gempa.
Video penelusuran yang dilakukan oleh Muslimah Media Center mengungkapkan penemuan kotak dengan bungkus bertuliskan ‘Operation Christmas Child’ yang diberikan kepada anak-anak korban gempa. Kotak tersebut berisikan peralatan tulis-menulis, bantal, buku-buku yang berisi mengenai natal dan cerita kelahiran Yesus Kristus, juga permainan kartu yang berisi ayat-ayat Injil.
Mengetahui adanya agenda upaya pemurtadan yang dilakukan, para pemuka agama dan perangkat desa menghimbau kepada korban gempa yang ada di pengungsian untuk mengembalikan barang-barang bantuan yang tidak sesuai dengan ajaran agama mereka.
Bu Aisyah, salah satu pengungsi di Desa Bentek Kecamatan Gangga yang memberikan kesaksian adanya upaya pemurtadan, berharap ada perhatian khusus yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait untuk menyelamatkan akidah korban gempa di Lombok.
-
Penyusunan Langkah Pasca Kabar Kristenisasi
Dilansir dari voa-islam.com (29/8), video dan kabar mengenai indikasi adanya upaya pemurtadan telah mengundang reaksi dari Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Khalid. Ia mengumpulkan para Tuan Guru dan para guru ngaji se-Kecamatan Batulayar pada hari Selasa (28/8). Mereka diberikan instruksi untuk memulai kegiatan pendidikan agama, terutama untuk anak-anak di wilayah pengungsian.
Salah satu tokoh masyarakat yang hadir, Ustadz H. Sidki Abbas, mengungkapkan Dewan Dakwah Islamiyah (DDI) membuat tim yang bergerak di bidang penguatan mental keislaman. Terutama setelah ditemukan kebenaran mengenai adanya kegiatan kristenisasi yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Utara.
Kontributor: Dinda Sarihati Sutejo*
Editor: Oki Aryono
Tim Islamic Youth Community Kota Pasuruan