Suaramuslim.net – Dalam sebuah kelas khusus yang mempelajari Kitab Perang Sun Tzu, seorang guru bertanya kepada murid-muridnya.
“Jika rumah tetanggamu kebakaran, apa yang harus kalian lakukan?”
Ada yang menjawab panggil segera pemadam kebakaran, ada yang bilang evakuasi dulu penghuni rumah, ada yang mengatakan ambil air sebanyak-banyaknya dari sumur terdekat, lalu siramkan ke rumah tetangga tersebut agar apinya segera padam dan seterusnya.
Tapi guru itu malah menjawab “Kata Sun Tzu, jika rumah tetanggamu kebakaran, itu adalah saat terbaik untuk menjarah segala harta yang ada di dalam rumah tetanggamu itu”.
“Sekarang pertanyaannya dibalik, apa yang harus kalian lakukan untuk merampas harta yang ada di dalam rumah tetanggamu?”
“Bakar dulu rumahnya!” jawab kompak seisi kelas.
Begitu juga jika ingin menaklukan negara-negara jajahan dan menguasai segala sumber daya alam dan kekayaan lainnya dari sebuah negara, cara yang diajarkan Sun Tzu kerap dipraktekan. Provokasi agar terjadi konflik tajam di internal warga negara itu, buat mereka terus berkelahi, tak ada persatuan, lengah, saling curiga, dan saling cakar-cakaran antar sesama anak bangsa, maka saat itu negaranya sedang “dirampok” habis-habisan pun tak akan ada yang perduli. Sun Tzu menegaskan konflik internal membuah musuh mudah masuk dan mengacak-acak segala sumber daya sebuah negara.
Dalam banyak lembaran sejarah bangsa-bangsa yang hancur karena konflik internal, isu SARA adalah bahan bakar paling provokatif yang paling sering digunakan. Kasus Saracen bisa dianalisa dengan pendekatan salah satu strategi perang ala Sun Tzu di atas.
Ada yang ingin Indonesia sebagai rumah besar itu terus-terusan “TERBAKAR”. Agar gampang menjarah kekayaan alamnya.
Salam Indonesia Raya
*Ditulis di Surabaya, 30 Agustus 2018
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net