JAKARTA (Suaramuslim.net) – Puluhan wartawan yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jakarta dan Forum Wartawan Freelance menggealr aksi unjuk rasa di kantor kedutaan besar Repubik Myanmar yang ebrada di Jl Agus Salim, menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/9) siang.
Puluhan wartawan yang datang menggunakan pakaian hitam-hitam itu mengaku bahwa aksi tersebut merupakan aksi solidaritas atas ditahannya dua orang wartawan Reuters yakni Wa Lone (32 tahun) dan Kyaw Soe Oo (28 tahun).
AJI Jakarta mengaku, apabila aksi mereka aksi tidak ditanggapi oleh pemerintah Myanmar dan ketua Partai Liga Nasional untuk Demokrasi, Aung San Suu Kyii maka mereka berencana akan melakukan aksi kembali dan membangun jaringan wartawan internasioanl.
“ya kami akan menyebarkan petisi dan semoga didengar olen Myanmar dan Aung San Suu Kyii, terus kalau aksi selanjutnya kami siap, kalau misal kami tidak didengar kami juga ingin menginspirasi teman-teman wartawan di seluruh dunia, kita bikin jaringan internasional semoga itu didengar oleh pemerintahan Myanar.” Ujar kordinator Aksi Vira Abdurrachman kepada Suaramuslim.net, Jum’at (7/9) siang.
Menurut Vira, mereka tidak akan berhenti sampai pemerintah Myanmar membebaskan dua orang wartawan reuterse tersebut. Mereka juga menuntu adanya kebebasan pers di Myanmar.
“kami sih tidak menyerah karena Myanmar itu memegang peran penting di ASEAN, apabila yang terjadi di Myanmar bukan tidak mungkin juga terjadi di Indonesia dan di belahan dunia lainnya” Tambah Vira.
“jadi sampai kebebasan pers itu dijaminkan di Myanmar, kami akan tetap concern” ucapnya.
Sebelumnya pemerintah Myanmar, menjatuhkan vonis 7 tahun penjara terhadap dua orang wartawan Reuters Wa Lone dan Kyaw Soe Oo. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo saat itu tengah menyelidiki pembunuhan 10 warga Rohingya di Desa Inn Din, pada September 2017. Keduanya berhasil memperoleh beberapa dokumentasi foto yang menunjukkan kesepuluh orang itu sedang berlutut menunggu detik-detik eksekusi. Foto lainnya menunjukkan mayat dikubur dengan tubuh penuh luka tembak.
Reuters menerbitkan laporan tersebut pada Februari 2018, dimana laporan itu menjadi salah satu pendorong dunia internasional untuk menyelidiki keterlibatan militer terhadap kekerasan etnis Rohingya. Laporan akhir penyelidik dari Perserikatan Bangsa-bangsa berkesimpulan bahwa militer Myanmar telah melakukan upaya Genosida terhadap etnis Muslim Rohingya.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Teguh Imami