JAKARTA (Suaramuslim.net) – Juru bicara FPI Munarman menuding adanya operasi ‘false flag’ terhadap kasus pemasangan bendera di rumah Habib Rizieq Shihab (HRS). Namun lanjutnya, operasi yang dijalankan oleh yang disebutnya sebagai ‘intelijen hitam’ mengalami gagal total.
“Berbagai bantahan dan opini hitam dari para propagandis, baik yang menggunakan cover pengamat maupun yang terang-terangan cebongers terhadap adanya false flag operation dengan target sasaran HRS menjadi sia-sia,” katanya kepada Suaramuslimdotnet, Jum’at (9/11).
Menurut Munarman, penyangkalan terhadap adanya campur tangan intelijen terhadap kasus bendera di rumah HRS merupakan SOP semua intelijen di dunia.
“Kalau tidak menyangkal ya gak jalankan SOP artinya,” imbuhnya.
Keyakinan Munarman akan adanya operasi intelijen untuk melakukan ‘false flag’ dalam kasus HRS, menurutnya berdasarkan beberapa indikasi. Berikut indikasi-indikasi tersebut menurut Munarman.
1. Penghilangan kamera CCTV beberapa hari sebelum heboh (seolah ada) pemasangan bendera di tembok rumah HRS;
2. Dalam waktu singkat, beredar foto-foto tembok rumah HRS dengan adanya bendera dan beredarnya di medsos cebongers (kelompok yang dianggap berseberangan dengan HRS) Indonesia
3. Ada dua versi foto bendera yang beredar (Munarman mengatakan bahwa ini bentuk kedunguan dari si pembuat photoshop);
4. Saat HRS keluar rumahnya, bendera tersebut sudah tidak ada;
5. Dalam waktu singkat, lagi-lagi di medsos cebongers foto HRS bersama aparat keamanan beredar dengan berbagai “teriakan gembira”, dan senang sekali HRS mendapat kesulitan dalam urusan dengan pihak berwenang Saudi;
6. Lalu ada pembentukan opini di Indonesia melalui medsos yang dengan “kegembiraannya” bahwa HRS “ditangkap”;
7. Bila kita zoom kedua photoshop yang beredar di medsos, maka akan nampak jelas perbedaan sudut kemiringan tembok dan kemiringan bendera. Dan juga tidak terlihat paku atau tali sebagai sarana bendera tersebut menempel di tembok. Jadi bendera ajaib itu, bisa nempel di tembok tanpa sarana pengikatnya;
8. Aparat berwenang Saudi juga bingung, mereka datang ke tempat HRS namun juga tidak melihat adanya bendera tersebut;
9. Terbukti setelah diwawancara, HRS bisa kembali ke rumahnya. Dalam kasus ini, apabila benar ada bendera maka seharusnya HRS tidak bisa kembali ke rumah;
10. Para propagandis cebong, di berbagai media dan berbagai televisi mati-matian menyatakan ada bendera yang terpasang. Padahal mereka tidak hadir di TKP. Tapi sok memastikan. Ini artinya agenda politik melalui jalur fitnah propagandis berselimut pengamat mau pun propagandis cebong sangat berkeinginan mencelakakan HRS dan membentuk opini hitam melalui berbagai media.
Reporter: Ali Hasibuan
Editor: Muhammad Nashir