Suaramuslim.net – Tahu lagu ‘The Winner Takes it All‘ dari ABBA? Bila belum, Anda dapat mencarinya di Youtube. Salah satu bait liriknya adalah:
“The gods may throw a dice
Their minds as cold as ice
And someone way down here
Loses someone dear…”
Sebagian manusia yakin bahwa jalannya kehidupan di dunia ini adalah hasil permainan Tuhan atau para Dewa. Kesengsaraan manusia adalah hasil dari ketetapan mereka, tanpa melihat konsekuensi negatifnya pada manusia.
Seseorang yang menganggap Tuhan sedang bermain dadu berkaitan dengan nasib manusia, pada dasarnya menganggap bahwa Tuhan tidak memiliki rencana apapun terhadap nasib manusia, semua kejadian terjadi begitu saja, dan bahwa nasib adalah sebuah kebetulan.
Pandangan itu jelas tidak benar, karena ketika kita melakukan sesuatu terhadap orang lain, pasti terdapat alasan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketika orang tua meminta anaknya melakukan sesuatu, pasti terdapat maksud dibaliknya. Apalagi Tuhan, sebagai Maha Perencana, pasti memiliki rencana hebat untuk makhluk-Nya.
Orang yang berilmu, malah akan mengatakan sebaliknya:
“I am convinced that He (God) does not play dice.” (Albert Einstein)
Oleh karena itu, tugas kita sebagai manusia adalah menyadari bahwa tidak ada yang kebetulan dalam hidup ini. Segala sesuatu yang dianggap manusia berupa kesengsaraan seperti sakit, kehilangan, bencana, bertemu dengan seseorang, dan lainnya—terjadi pada kita untuk dapat kita ambil hikmahnya, agar dapat menjadi ilmu baru bagi kita setiap waktunya, dan untuk menjadikan kita menyadari bahwa kekuatan dan kekuasaan di luar kita begitu besarnya.
Di sisi lain, berbagai masalah akan meningkatkan spiritualitas kita. Sakit, tertusuk duri, bahkan kelelahan sekalipun ternyata ditujukan oleh Tuhan sebagai penghapus dosa manusia. Sebagai alat kasih sayang-Nya, Tuhan Yang Maha Perencana dan Maha Baik, memiliki tujuan yang baik untuk makhluk-Nya. Tidak ada sesuatu apapun yang diciptakan tanpa makna.
Allah subhanahu wa ta’ala meyakinkan kita dengan Kalam-Nya,
“Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS Ali ‘Imran: 191)
Tiada yang sia-sia dan tiada yang kebetulan. Hidup adalah untuk senantiasa belajar dan mencari hikmah indah-Nya.
Penulis: Dr. Gancar C. Premananto*
*Koordinator Program Studi Magister Manajemen FEB Universitas Airlangga Surabaya