Suaramuslim.net – Nah, ini yang menyeramkan. Bahkan 1 dari 5 orang tidak sadar kalau dirinya mengidap virus ini. Ditambah lagi virus HIV ini belum ditemukan obatnya. Semakin membuat momok 20 tahun belakangan ini.
Kok bisa tidak ada gejala, tapi terjangkit virus ini? Fase ini adalah fase lanjutan setelah terinfeksi pertama kali. Tanpa gejala ini bisa terjadi selama 5-10 tahun sejak gejala awal terlihat. Makanya, karena gejala awal seolah selesai, orang menganggap bahwa dirinya baik dan sehat-sehat saja. Padahal selama fase kedua ini, virus HIV ini berpeluang besar menular ke orang lain.
Apa sih gejala awalnya? Ada 3 kondisi sebagai indikasi terkena virus ini. Demam, umum sekali terjadi, bukan? Kondisinya mirip sekali dengan orang terkena flu. Adakalanya disertai batuk bahkan nyeri digunakan untuk menelan sesuatu. Pada gejala awal juga tampak bahwa penderita kelelahan. Pembengkakan kelenjar getah bening pun terjadi, seperti pada ketiak, pangkal paha, dan leher. Hati-hati, jika ada nyeri sendi dan otot, itupun terjadi sebagai gejala awalnya.
Biasanya gejala awal mereda bahkan tanpa pengobatan sekalipun. Nah, di sinilah penderita teledor. Menganggapnya adalah sembuh. Mestinya lakukan pemeriksaan tes HIV sehingga terketahui sejak dini. Fase kedua ini tak bisa disepelekan. Menurut Michael Horberg, MD, direktur HIV/AIDS Keiser Pemanente, Oakland, California, bahwa pada tahap awal infeksi HIV, gejala yang paling umum terjadi adalah tidak ada gejala. Rata-rata, pengidap virus ini berada pada fase non gejala ini 7 tahunan.
Jika pada masa fase non gejala tadi tidak ada penanganan sama sekali, maka virus HIV bisa meningkat statusnya menjadi AIDS. Kondisi penderita tentu saja semakin parah, bahkan berat badan bisa turun sangat drastis. Kelelahan yang amat juga dirasakan. Sering kali juga terlihat bahwa penderita AIDS hanya mampu tiduran saja di ranjang. Kelenjar betah bening makin membengkak di seluruh tubuh. Secara umum, fase AIDS ini sama dengan gejala awal namun sangat parah kondisinya. Bahkan muncul keadaan yang tidak menyenangkan lainnya seperti sesak nafas, diare, muntah, infeksi kuku, herpes, dsb.
Oleh karena itu, tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, seharusnya makin membuat siapa saja waspada dan makin rajin menjaga kesehatan. Benar, AIDS tidak hanya menyerang gay dan pekerja seksual saja. Kita dukung terus program edukasi terkait HIV dan AIDS ini agar jumlah penderitanya bisa direm dan tidak meroket lagi. Walaupun faktanya hingga akhir tahun 2017, infeksi virus HIV di Indonesia mencapai 280.623 jiwa dan AIDS mencapai 102.667 jiwa. Data terhitung sejak tahun 2005.