Suaramuslim.net – Ada yang berbeda pada malam pergantian tahun 2018-2019 di kota Palu. Seluruh lapisan masyarakat menghabiskan malam untuk berzikir dan berdoa bersama di beberapa masjid dan sejumlah tempat.
Sejak azan Maghrib berkumandang, hampir seluruh masyarakat kota Palu berbondong-bondong menuju masjid dan mushalla di sekitar mereka. Tanpa terkecuali, baik tua, muda dan anak-anak sekalipun.
Usai salat Maghrib, mereka mengikuti zikir bersama hingga salat Isya dengan wajah penuh kebahagiaan karena dapat berkumpul bersama.
Tanpa terkecuali masyarakat Kelurahan Kabonena yang berjalan kaki menuju pondok pesantren Khabib Rotan tanpa ada rasa lelah.
Suasana semakin khidmat ketika zikir dimulai. Ribuan masyarakat yang memadati lokasi berdoa sangat khusyuk. Mereka meminta kepada Sang Kuasa agar bencana gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami tidak terjadi lagi.
Beberapa orang terlihat meneteskan air mata saat mendengarkan zikir dari para habaib.
Meski beberapa saat lagi memasuki pukul 24.00 WITA, ribuan masyarakat enggan beranjak dari tempat duduknya. Mereka memilih untuk terus melantunkan doa. Sejumlah masjid hanya mengumandangkan azan menandai pergantian tahun.
Meskipun beberapa kembang api masih terlihat menghiasi langit kota Palu di sejumlah tempat, tahun baru kali ini benar-benar sangat berbeda dari tahun 2017-2018 silam.
Saat itu, masyarakat memadati area pantai untuk menikmati pertunjukan musik dan kembang api yang sangat megah.
Namun, kini semuanya telah berubah. Masyarakat berbondong-bondong melaksanakan zikir bersama di masjid dan beberapa tempat lainnya.
Humas Hotel Santika Palu Karina Prastiwi mengungkapkan perayaan pergantian tahun di tempatnya hanya dilakukan para karyawan dengan berdoa.
“Kami hanya kumpul bersama, berdoa, saling bersilaturahmi karena masih diberikan kesempatan hidup di tahun 2019,” ucapnya.
Pagelaran acara sengaja tidak dilakukan karena kota Palu masih sangat berduka atas musibah gempa dan tsunami yang terjadi. Kini, pihak hotel fokus pada perbaikan gedung dan promo.
“Kami fokus ke promo kamar saja, tidak ada event,” ujarnya.
Beberapa masyarakat saat ditanya mengenai harapan pada tahun 2019 rata-rata menginginkan bencana segera berakhir dan kota Palu kembali seperti semula.
“Doanya tidak ada lagi bencana, dan kota Palu segera pulih,” imbuh Ismawati, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara, saat ditanya di sela-sela zikir bersama.
Menurut Ismawati, kegiatan zikir selain bertujuan mendekatkan diri kepada Allah juga sebagai sarana saling bersilaturahmi pasca bencana.
“Semua orang kumpul dari seluruh kelurahan jadi sekalian silaturahmi,” ungkapnya.
Nathan, Plt Kepala Satpol PP Kota Palu, mengatakan pergantian tahun kali ini sangat berbeda. Dia mengaku tak mendapati kemacetan saat melakukan patroli lalu lintas seperti tahun lalu.
Selain itu, Nathan juga mengaku tak melihat adanya kegiatan hura-hura di sejumlah tempat. Hanya ada keramaian di lokasi zikir dan gereja untuk kegiatan ibadah.
“Sesuai surat edaran gubernur dan walikota, tidak ada hiburan elekton dan pesta kembang api di wilayah kota Palu,” ucapnya.
Hal tersebut, bagi Nathan, memudahkan pengamanan, sehingga satpol PP fokus pada pengamanan gereja dan lokasi zikir.
“Kami juga patroli keliling Kota Palu, tidak ditemukan hiburan dan pesta kembang api,” terangnya.
Penulis: Umi Ramlah*
*Peserta Islamic Journalist Class
Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net