Suaramuslim.net – Pemilu 2019 dipastikan pemilu paling seru sepanjang abad di Indonesia. Sebab Pemilu 2019 adalah pertarungan ideologi umat dan mempertahankan NKRI. Tapi sayang, banyak umat Islam yang masih hitam dan abu-abu cara berpikirnya.
Kita sudah sama-sama paham bahwa Pemilu 2019 juga memilih DPRD DPR RI dan DPD. Caleg DPR RI sudah nyata dan jelas sekitar 35 persen non-muslim dari berbagai partai. Sekitar 45 persen muslim abangan dari partai anti Islam (baca: partai pendukung rezim). Walau pun kita punya partai PKB dan PPP yang mengaku bernapas Islam, tetapi mereka nyata-nyata pendukung penista agama, tidak mendukung UU Anti Pornografi dan tidak mendukung UU Anti Narkoba. Di dalam Islam berpolitik harus jelas hitam atau putih tidak bisa politik abu-abu atau istilah agama munafik.
Di sisi lain kita punya partai GERINDRA, PKS, DEMOKRAT, PAN, PBB dan BERKARYA pendukung Prabowo-Sandi. Terbukti 5 tahun terakhir partai-partai tersebut anti penista agama dan berpihak terhadap Islam dan umat Islam. Tetapi realita di lapangan banyak ustaz, ulama dan kiai, cendekia yang masih ragu sehingga mereka lebih memilih politik abu-abu, tidak berani menentukan sikap.
Dengarkan pernyataan mereka di lapangan:
1). Saya pilih Prabowo-Sandi tetapi saya tetap pilih partai anti Islam.
2) Saya pilih Jokowi tapi saya pilih partai pendukung Prabowo.
3) Saya pilih Prabowo-Sandi tapi partainya nanti dulu.
Dan banyak lagi pendapat mereka yang tetap saja abu-abu. Kenapa mereka tidak berani menyatakan “Saya pilih Prabowo dan saya juga pilih partai pendukung Prabowo serta pilih caleg DPR DPD muslim.”
Genderang perang ideologi sudah ditabuh bertubi-tubi. Kezaliman petahana sudah nampak jelas di mana-mana. Mereka berani terang-terangan menyatakan anti syari’ah. Mengapa masih abu-abu? Apa harus menunggu bencana lebih dahsyat dikirim Allah baru sadar. Calon presiden dan wakil DPR dan DPD sudah sangat nyata siapa muslim siapa non-muslim dengan dasar referensi Al Quran dan Hadis.
Jadi segeralah sadar. Tentukan sikap politik yang putih, bukan hitam atau abu-abu. Umat menunggu komando kita.
1). Pilih capres dan cawapres yang lebih berpihak kepada muslim dan Islam. Karena kriteria lainnya sulit diukur.
2). Pilih caleg DPR DPD yang nyata-nyata muslim tidak peduli dari partai mana pun, kecuali dari partai-partau anti Islam (PSI, Nasdem, dll yang sudah ikrar anti syari’ah).
Ini hanya sekadar ijtihad dengan berbagai pertimbangan waktu dan kondisi lapangan saat tulisan ini dibuat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala
membuka pikiran dan nurani kita.
Penulis: Dr Miftahul Huda
*Opini yang terkandung di dalam artikel ini adalah milik penulis pribadi, dan tidak merefleksikan kebijakan editorial Suaramuslim.net